Mohon tunggu...
Lorensia HaniAradita
Lorensia HaniAradita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Telkom University

Saya adalah mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi yang suka menulis dan baru saja memulai pengalaman saya di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Kebudayaan dari Sebuah Anyaman Khas Jawa Barat

11 November 2023   03:55 Diperbarui: 11 November 2023   03:56 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempelajari sejarah saat ini sudah menjadi hal yang jarang ditemui di masyarakat terlebih di kalangan anak muda. Telkom Univeristy yang mengadakan kunjungan bersama ke Meseum Sri Baduga  di Jalan BKR No.185, Pelindung Hewan, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung beberapa waktu lalu mengajak para mahasiswanya untuk kembali mengulik sejarah. Kunjungan ini dilakukan pada hari Minggu 5 November 2023 dan dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Para mahasiswa terlihat sangat tertarik untuk mempelajari setiap elemen yang ada pada museum sembari mendengarkan arahan dari pemandu museum. Artikel ini menjadi media penyalur bagi saya yang telah berpengalaman dalam berkunjung ke Museum Sri Baduga dan menjadi motivasi bagi pembaca dalam mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Kunjungan ke Museum Sri Baduga telah membuat para mahasiswa takjub akan banyaknya peninggalan bersejarah. Salah satu diantaranya ialah kerajinan berupa anyaman. Anyaman sudah terdengar tidak asing di telinga karena benda ini telah sangat melekat dengan sejarah Indonesia sejak dahulu kala. Anyaman sendiri telah berkembang di berbagai wilayah di Indonesia terlebih di Jawa Barat seperti diantaranya di daerah Garut, Majalengka, Tasikmalaya dan Ciamis.

Anyaman bukan hanya sekedar dilakukan di masa lalu namun kegiatan ini masih dilakukan hingga saat ini. Anyaman bukanlah sesuatu yang kuno dan bahkan telah mendorong banyak anak muda untuk mempelajari bagaimana cara melakukan kegiatan ini. Kegiatan mengayam dilakukan oleh masyarakat Indonesia karena kebutuhan sehari-hari seperti pembuatan alat-alat rumah tangga. Anyaman memiliki beragam jenis motif yang membuat kita tidak akan bosan untuk melihat benda ini meski usianya terbilang sudah sangat lama. Beberapa motifnya seperti boboko (tempat nasi), besek (kemasan hantaran) dan aseupan (pengukus nasi).

Bahan yang digunakan juga bukan sembarang bahan. Anyaman khas Jawa Barat ini menggunakan bambu dan pandan sebagai bahan utama dalam pembuatannya. Bambu dianggap sebagai bahan yang memiliki makna yang kuat. Sedangkan pandan dianggap masyarakat sebagai bahan yang mudah dibentuk karena teksturnya yang halus dan lentur. Filosofi dari pandan sendiri juga terdengar sangat kental yaitu samak.

Melihat dari konteks beberapa aspek komunikasi, ada lebih dari satu hal penting yang bisa digaris bawahi dari benda bersejarah ini. Anyaman dihasilkan yang pertama adalah tidak lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu di sisi lain, manusia perlu memperhatikan emosinya. Emosi atau perasaan bisa dituangkan kedalam bentuk kegiatan seperti mengayam ini. Selain pada akhirnya dapat menghasilkan suatu produk yang menarik, mengayam bisa menenangkan jiwa seseorang karena saat kegiatan berlangsung manusia bisa dengan bebas mencurahkan emosi yang ada dalam dirinya.

Anyaman juga mewakili komunikasi antar budaya dimana melalui anyaman seseorang secara tidak langsung telah mempelajari kebudayaan khas Jawa Barat. Melalui anyaman ini juga akan mendorong seseorang untuk terus melakukan komunikasi antar budaya dengan mempelajari lebih lanjut mengenai kebudayaan lain yang tidak kalah menarik. 

Menganyam anyaman bukan menjadi suatu hal yang tertinggal zaman. Kegiatan ini masih sangat relevan untuk dilakukan di masa kini. Selain karena dapat secara langsung mempelajari kebudayaan dan sejarah Indonesia yang menjadi bagian dari komunikasi antar budaya, menganyam juga dapat membantu memulihkan perasaan manusia. Kegiatan yang membutuhkan kemampuan terampil dan teliti ini sangat cocok dilakukan oleh semua kalangan usia di masyarakat. Jadi, tidak ada kata terlambat dalam mempelajari sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun