Mohon tunggu...
wahyu kurniawan
wahyu kurniawan Mohon Tunggu... -

kita tahu yang terbaik, kita tahu kita bisa tapi kenapa malas yang dipilih???

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pak Jokowi, PNS Juga Rakyat Anda

28 September 2018   06:26 Diperbarui: 28 September 2018   06:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langsung aja, PNS jangan cuma liat di kota2 besar, tapi daerah2 kecil juga, saya PNS sejak 2014 dengan Golongan II/a. faktanya gaji pokok hanya 1,9 dan dapat tunjangan beras dan anak 300 ribuan dan tpp 350an dengan asumsi masuk full kerja 20 hari, jadi total perolehan gaji 2,5 juta perbulan. perhari tuk transport saya habiskan 20 ribu tuk bolak balik kantor dan rumah, dalam sebulan abis 400 ribu, biaya makan sehemat mungkin 15 ribu sehari jadi 300 ribu, kebutuhan rumah tangga sehari2 dengan 3 orang anak 50 ribu sehari jadi sebulan 1,5 juta jadi total pengeluaran 2,2 juta, bayar Listrik minimal 250 ribu sebulan.... nah sisa dana tinggal 50 ribu, trus gimana jika ada pengeluaran tak terduga, trus ga ambil pendidikan S1 biar naik Golongan? trus tempat tinggal masih numpang orang tua, ga malu sudah PNS masih numpang?

Adalah keajaiban saya masih bisa berkantor hingga saat ini, mengakali gimana bisa ke kantor dengan nebeng teman, bawa bekal dan lain2, tapi perlu di ingat, pembayaran TPP di daerah kami bukan perbulan tapi di rapel paling cepat 3 bulan tapi umumnya tiap 6 bulan.

2014 lalu saya adalah militan Joko widodo, faktanya saya harus bayar mahal atas dukungan saya, setelah JKW jadi presiden beliau mencabut kenaikan gaji PNS pertahun, dahulu jaman SBY tiap tahun naik 100 ribu, pak JKW mengganti kenaikan pertahun dengan gaji 14(tunjangan hari raya), setidaknya tiap hari Raya ada modal sih, tapiiii..... gaji yang saya peroleh -400 ribu.

jadi jangan heran jika ada yang nekat bermain, jangan heran ada yang berusaha jadi calo, tapi tidak semua kok, masih banyak yang bermoril tidak tergoda akan hal tersebut karena Takut pada yang Kuasa dan ga mau kasih makan anak istri dengan uang haram. 

besar harapan saya, tolong sampaikan ke pak JKW, saya iklas dukung beliau, 2019 nanti pun pilihan saya tetap, tolong berikan kami yang PNS kecil ini untuk memperoleh masa depan, karena PNS saat ini bukanlah jabatan karier, tapi dipaksa berpolitik jika ingin kehidupan lebih baik... banyak teman2 saya yang berusaha tuk jadi PNS jujur menjadi tukang ojek saat pulang dari kantor, ada yang jualan dipasar dan lain2 berusaha nambah penghasilan dengan bekerja sepulang kerja atau di akhir pekan sabtu dan minggu. kebanyakan ada yang nekat ambil uang di bank dengan menggadai gaji untuk modal atau untuk beli kendaraan atau tempat tinggal, dan rata2 gaji diterima tiap bulan tinggal 1 juta. saya pribadi nekat ambil di bank untuk beli kendaraan bermotor dan modal usaha warung.

terkadang bingung lihat media bahas pendapatan PNS, yang katanya tunjangannya berkali2 lipat dari gaji pokok, gua sih setengahnya aja ga sampai, malah artikel kompas bahas soal pendapatan saya kasi ke teman2 malah pada ketawa, patokan pemerintah pusat soal pendapatan PNS itu hanya daerah jawa dan kota2 besar, sedang kami.......... hmmmmmm

tapi itu semua konsekuensi dan suka tidak suka harus dijalani, jujur sampai saat ini saya tidak korup karena tidak ada peluang untuk korup, hati kecil mengatakan tidak boleh tapi kebutuhan memaksa hal tersebut.

itu semua bisa di minimalisir Pemerintah pusat... tolong jangan hanya BBM yang satu harga, tapi tunjangan juga satu harga, karena sebagai PNS kita  diikat dengan aturan dan tanggung jawab yang sama, dan selalu di tegur untuk meningkatkan pelayanan setara PNS2 di kota2 besar.

maaf jika tulisan ini tidak teratur, tapi ini hanya spontanitas baca2 artikel tentang CPNS. sebagai PNS saya amat bodoh memilih JKW lagi, tapi hati nurani berkata demikian, apa mau dikata. salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun