Mohon tunggu...
Kartika L
Kartika L Mohon Tunggu... -

I'm a young counselor

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta, Haruskah Ku Korbankan Kehormatanku?

6 Desember 2013   22:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:14 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta adalah anugerah dariNya

Cinta adalah rasa yang Alloh berikan pada hamba-Nya agar senantiasa mengingat-Nya

Tidak ada yang salah dengan rasa “itu”, karena cinta adalah salah satu indikasi kedewasaan. Ketika seseorang telah jatuh cinta, artinya dia normal dan baik-baik saja.

Ada yang mengatakan cinta datang karena terbiasa, ya benar. Terbiasa bertemu, terbiasa mengobrol, terbiasa jalan bareng dan terbiasa yang lainnya bisa menjadikan seseorang akan saling jatuh cinta. Dan ketika seseorang jatuh cinta, maka ia pun ingin mengekspresikannya , ingin memiliki pujaan hatinya.

Cinta dapat mengubah segalanya. Orang bisa mendadak berubah karena cinta.

Yang awalnya pemalas, tiba-tiba jadi rajin. Dari yang oportunis bisa jadi puitis

Tidak ada yang salah dengan cinta, selagi cinta diekspresikan dengan cara yang benar dan membawa pada hal yang positif.

Namun, cinta juga bisa menjadi salah ketika ia diekspresikan dan diwujudkan dengan cara yang salah.

Seperti apa cinta yang salah?

Cinta yang salah adalah cinta yang membuatmu lupa. Lupa makan, lupa sholat, lupa belajar, lupa teman, lupa orangtua,lupa harga diri dan lupa yang lainnya.

Tapi kan, cinta memang dianugerahkan agar kita mengingat-Nya. Berarti juga untuk mengingat pasangan kita kan?

Ya, benar agar kita mengingatNya. Termasuk mengingat pasangan kita. Namun mengingat dalam hal yang positif. Jika kamu ingat ajakan dia yang negative seperti diajak keluar sampe larut malam, bolos dengan dalih untuk ketemuan, berbohong pada orang tua dll.. berarti itu cinta yang salah.

Cinta yang membuatmu lupa pada sang pencipta, membuat lupa pada kewajiban dan terutama lupa pada siapa dirimu, adalah cinta yang salah. Karena cinta yang baik adalah cinta mengajak dan membawamu pada kebaikan.

Ada yang mengatakan cinta itu buta.

Sebenarnya , bukan cinta yang membutakanmu. Namun nafsu yang telah mengamputasi akalmu.

Namun tidak jarang seseoranghanya memanfaatkan cinta untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Misalnya saja, ia bilang cinta pada seseorang namun dibalik itu ia hanya memanfaatkan uang yang dimiliki pacarnya. Ia minta belikan baju, belikan sepatu dan apapun yang ia inginkan. Ketika pasangan menolak, ia selalu berdalih “jika tak kau belikan, berarti kau tidak cinta padaku”.

Yang lebih memprihatinkan adalah ketika cinta dijadikan alat untuk mengambil “kehormatan” mu. Sudah menjadi rahasia umum, banyak kasus aborsi, hamil diluar nikah, pemerkosaan pada anak usia SMP, SMA yang pastinya membawa sepaket kerugian.

Karena hamil diluar nikah, maka kamu akan dikeluarkan dari sekolah, merusak nama baik mu dan keluarga, “kehormatanmu” hilang dengan mudahnya dan lagi apakah dia mau bertanggungjawab ? sementara dia sendiri masih hidup dari uang orangtuanya, belum lulus sekolah.

Inilah yang patut dijadikan renungan.

Seseorang yang benar-benar mencintaimu tidak akan merusak masa depanmu, tidak akan merenggut “kehormatanmu” . dia akan bersabar, menunggumu, mengajakmu pada kebaikan.

Cinta tidak harus dibuktikan dengan menuruti semua kemauannya, menyerahkan semua yang kita miliki, merendahkan diri kita termasuk menyerahkan kehormatan. Terkadang kita terjebak dipersimpangan antara cinta dengan nafsu. Karena keduanya beda tipis. Namun ada yang membedakan, yaitu nafsu akan mengamputasi akalmu, sedangkan cinta menguatkan akalmu.

Jika dia hanya mengajakmu pada keburukan, membuatmu lupa akan dirimu dan penciptaMu maka tidak patut ia kau pertahankan. Lihat ke depan, masih banyak seseorang yang lebih baik.

Kamu ingatkan “wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik”. Masa depanmu masih panjang, jangan korbankan “kehormatan”mu demi cinta yang salah. Pantaskan dirimu, persiapkan untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dimasa depan.

Dan lagi dia yang menjadi pacarmu saat ini, belum tentu menjadi suamimu kelak. Maka jangan sampai nafsu mengamputasi akalmu. Ketika kehormatan itu sudah kau serahkan, maka tidak akan kembali lagi kehormatan itu, daya pikatmu akan hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun