Mohon tunggu...
lora siringoringo
lora siringoringo Mohon Tunggu... Guru - Traveller sejati

Hobby travelling yang baru diwujudkan saat tangan ini sudah tidak terbuka dan memfasilitasi sendiri. Tidak ada kata terlamvat tuk mewujudkannya. Niat dan usaha menjadikannya nyata.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ada Apa di "Rumah Lembang?"

22 Desember 2016   12:00 Diperbarui: 22 Desember 2016   12:16 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini foto kami, mana foto mu heheheh

Awal sekali mendengar nama ini saya begitu tertarik "Rumah Lembang" tempat Basuki-Djarot kampanye, ngapain mereka kampanye di Lembang itu kan di Bandung? (pertanyaan inilah yang terlintas dibenak saya tatkala mendengar nama inj). Namun saat sang penyiar mengatakan yang terletak di jalan Menteng disitulah saya baru tahu bahwa tim sukses mereka mengadakan kampanye disana, secara beberapa kali pasangan ini mengadakan kampanye ke beberapa tempat ada saja orang-orang yang menolak kedatangan mereka. 

Mungkin inilah salah satu alasan mereka membuka rumah Lembang ini. Beberapa kali menonton siaran Live pak Basuki saat sesi tanya jawab dengan warga dan begitu banyak teman, orang tua murid yang datang kesana lalu mengupload foto-foto mereka bersama pak Basuki, saya pun mulai kepikiran kapan kira-kira saya bisa berkunjung kesana?

Rabu, 21 Desember 2016 tepat pukul 07.00 pagi saya beranjak dari rumah menuju rumah Lembang yang katanya kalau mau foto dengan pak Basuki harus ambil nomor antrian dulu karena sesi foto dibatasi sampai 200 nomor. Setelah berkendara 1KM kami berhenti untuk menunggu teman yang akan kesana juga. Sambil menunggu cek hape dan dpt kabar kalau salah satu teman sudah dapat nomor antrian 147 dan saat itu yang didaftarkan baru 4 orang sementara saya dan 1 teman saya serta mamanya belum didaftarkan. 

Tanpa basa/i saya segera meminta teman saya untuk langsung jalan mengejar waktu agar bisa dapat nomor antrian. Setibanya disana setelah melewati kemacetan dipagi hari saya bergegas ke bagian pendaftaran sementara teman saya memarkirkan motornya, sayang saat tiba dimeja pendaftaran nomor untuk hari ini sudah habis. 

Ya sudahlah pikir saya mungkin hari ini saya hanya nonton saja dulu dan belum bisa fotoan sama pak Basuki. Karena tidak percaya teman saya pun menanyakan kembali dan kali ini ada jawaban yang melegakan tentu saja bukan nomor antrian yang ditambah tapi 1 nomor antrian bisa ditambahkan orangnya dari yang didaftarkan diawal. Oooooh thanks God at least teman saya dan mamanya yang saat itu masih dalam perjalanan dari Pasar Rebo yang pake acara salah alamat tidak akan sia-sia perjalanannya. Tak lama masuk kedalam atas kebaikan Tuhan dapat kursi dan bisa duduk cantik sambil menunggu dan mendengar program pak Basuki-Djarot dengan tema #badjasejahtera

Pak Basuki atau yang akrab disapa Ahok akhirnya datang dan memaparkan apa saja program kesejahteraan yang mereka sedang dan akan dikerjakan;

  • membuat beras kemasan dengan logo 'fs' atau food station,
  •  memiliki rumah potong hewan yang penyaluran dan laporannya jelas, berapa KG yang dipotong dan berapa KG rupiah yang masuk,
  • membuat rapid mono rell,
  •  menyediakan sarana transportasi yang baik (trans Jakarta), meningkatkan upah pengemudinya. Semakin panjang bis yang dibawa semakin besar pula upahnya,
  • mengawasi pajak dari hotel milik Pemda Jakarta dengan mempelajari bagaimana caranya mengetahui jumlah tamu yang datang. Ketika pak Ahok bertanya kepada salah satu staffnya, dia menjelaskan bahwa selama ini mereka menghitung berdasarkan jumlah sprei dan selimut yang kotor. Namun pak Ahok berpikir kalau seperti ini bisa terjadi kecurangan maka beliau mendatangkan ahli yang lebih mengerti dibidang ini. Dan setelah itu jumlah pajak dari hotel-hotel bertambah yang selama ini bisa dipangkas sebesar 20%-50%.

Kedatangan ahli-ahli ini dan yang lainnya membuktikan bahwa selama ini pak Ahok Tidak Kerja Sendiri, emangnya saya ini siapa "ultraman, superman?" mana bisa saya kerja sendiri cetusnya. Lepas dari sesi pemaparan program kerja calon nomor urut 2 ini, dimulailah sesi foto. Animo dan antusiasme warga begitu besar untuk melihat, berdoa, bertemu langsung dan berjabat tangan dengan pak Ahok. 

Ada yang sakit, kakak beradik kembar yang tidak bisa melihat namun memberikan suara emas mereka sebagai doa bagi Ahok, artis Wong Pitu bahkan artis dari Thailand, para TKI, seorang ibu dari Medan yang menjual ayamnya tuk ongkos ke Jakarta hanya demi melihat dan berdoa tuk Ahok, guru-guru honorer, para penghuni rusun Cengkareng, perkumpulan ibu-ibu suku Ambon, juga para waria tidak mau ketinggalan tuk berfoto dengan Ahok.

Luar biasa pak Ahok melayani warganya dengan begitu tulus, serta ramah dan senyum diwajahnya tidak pernah hilang. Sambil menjawab pertanyaan yang diajukan, tangannya terus menandatangani buku, kalender, topi, hp, baju, tas, dompet, botol minum, syal dan sebagainya sambil sesekali beliau menghapus keringat diwajahnya dengan tisu didepannya.

Seputih tisu yang dia ambil tuk menghapus keringat diwajahnya, seputih itulah ketulusan hatinya bekerja untuk memperbaiki kota Jakarta. Adakah kita lihat perubahan kota ini ditangan pak Ahok? Jangan bohongi hati kecil kita, jawablah karena hanya engkau dan Tuhan yang tahu jawaban mu. Berkaryalah, perbaikilah, majukanlah dan sejahterakanlah kota Jakarta ini Basuki-Djarot!

Aaah akhirnya saya datang juga ke rumah ini, rumah Lembang di jalan Menteng 27 yang terletak tepat didepan taman Lembang. Sekalipun ga bisa nikmatin bubur ayam dan ketoprak gratisan paling ga bisa fotoan, salaman juga lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun