Mohon tunggu...
Lora
Lora Mohon Tunggu... -

Membaca membuat pintar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penulis Kawakan Tergerus Perubahan Jokowi dan Ahok

21 Maret 2017   16:10 Diperbarui: 22 Maret 2017   00:13 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramai dan biasa-biasa saja, itu perbedaan antara artikel politik dan artikel humaniora (umum), tidak benar jika penulis kawakan (non politik) tidak mendapat tempat, Tjiptadinata Effendi selalu mendapat tempat, Bambang Setyawan juga selalu mendapat tempat. lihatlah artikel mereka dengan baik yang selalu terlabeli pilihan dan Headline. coba lebih teliti dalam mengulas, artikel-artikel mereka selalu bermanfaat dan aktual. jika artikel mereka tidak terlabeli pilihan dan Headline, barulah kita bisa mengatakan penulis kawakan tidak mendapat tempat. ini bukan isu menarik. karena salah kaprah. coba lihat tingkat pembaca mereka yang sangat bagus.

Yang menarik justru datang dari Cuker Abrakadabra yang menulis "penulis lawakan dan penulis kawakan." jika soal politik yang di bicarakan memang benar adanya penulis kawakan kurang mendapat tempat. (bukan tidak mendapat tempat,hanya kurang), apabila soal artikel umum, kompasiana masih sangat kredibel.

Bila soal politik ada beberapa hal yang membuat si penulis berganti baju. tadinya memakai baju merah, sekarang memakai baju biru, yang semula memaki baju pink, saat ini mengenakan baju orange.

Pergeseran Aluritasi politik web blog kompasiana sebagai salah satu sebab menurut beberapa rekan kompasianer. "lho kok bergeser memang ada apa? sedikitnya dari kita semua sudah menerka-nerka mengapa kompasiana sedikit bergeser. bila menurut pendapat kompasianer nudia "demi hajat hidup orang banyak," hal inilah yang kemudian membuat kompasianer kawakan berganti baju. jika memang mereka yang sudah berbaju sama dengan kompasiana, mereka (kompasiner kawakan) sampai saat ini masih bisa eksis.

Sekali lagi bukan penulis kawakan tidak mendapat tempat, mereka akan tetap mendapat tempat, dengan catatan si penulis kawakan (politik) tersebut masih bisa mengikuti aluritas kompasiana, jika tidak bisa akan lebih baik untuk si penulis tidak menulis (ini yang terjadi).

Sebagai comtoh saya menghadirkan kompasianer Gatot Swandito, pada masanya kers Gatot selalu mendapat tempat, karena beberapa sebab, artikelnya kritis dan objektif (menurut saya pribadi). namun ketika saat ini artikel-artikel Gatot menyentuh substansi dengan perbedaan iklim kompasiana (baca:artikel menyentuh penguasa). hal itu menjadi sangat terlihat kurang mendapat tempat. (karena sebuah idealisme).

Saya melihat betapa Gatot, Pebrianov dan banyak lainya selalu berusaha untuk semaksimal mungkin menulis dengan tingkat kenetralan yang tinggi. (menghadirkan artikel dan upaya-upaya untuk tidak memihak siapapun). dan sebesar apapun usaha mereka tidak akan berhasil karena substansi yang di angkat tidak sejalan dengan iklim politik kompasiana (menyentuh kritik penguasa). namun ketika Pebrianov "menipu" dengan balutan terminologi sosiolog modern, admin akan tertipu dan artikel itu selanjutnya akan di "hadirkan" kepada pembaca.(pandai-pandailah membalut artikel).

Cuker Abrakadabra sendiri selalu membalut artikel kritik dengan humor dan salam sayang, saya menyebut jurus cuker ini sebagai "ilmu jarum di tumpukan jerami." ada semacam rasa ketidak enakan kepada admin dan sesama kompasianer yang di berikan oleh Yon Bayu, Pebrianov, Gatot dan lainya jika mereka harus terlalu keras memberikan kritik melalui artikel.

Kompasianer kawakan selalu ada, dan selalu mengintai dengan mengendap-endap di setiap artikel, mereka melawak dan melucu (tanpa ada yang melihat) dan untuk saat ini jika di rasa belum saatnya muncul mereka tidak akan menulis, seperti Herry FK yang lebih santai menikmati pisang petani.

Salam Gorila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun