[caption id="attachment_133921" align="alignright" width="298" caption="Sri Mulyani/Admin (Kompas.com/Kristianto Purnomo)"][/caption] Kepindahan SMI ke Bank Dunia seolah-olah menjawab apa yang sudah dan akan terjadi dengan kasus Century. Sebagian yang mendukung SMI dengan semangat mengatakan bahwa "Dunia" ,direpresentasikan oleh Bank Dunia, mengakui kehebatan SMI yang kemudian dengan sendirinya meruntuhkan tuduhan atas konspirasi kasus Century. Sementara, yang kontra terhadap SMI, dengan pesimis mengatakan bahwa kasus Century akan menemui jalan buntu dan dipetieskan. Saya menjadi heran dengan pernyataan-pernyataan diatas, sebab belum ada satu kejadianpun yang menunjukkan bahwa SMI sudah terbukti bebas dari segala tuduhan semenjak SMI juga belum diadili, dan terpilihnya SMI menjadi pejabat Bank Dunia tidak menunjukkan bahwa kasus ini berhenti semenjak Bank Dunia bukan sebuah negara dan SMI tidak pindah kewarganegaraan, sehingga kekebalan apa yang dimilikinya? Belajar dari apa yang terjadi di Thailand terhadap Thaksin Sinawatra, bahkan seseorang yang telah diberi kewarganeraan asing tidak lantas menghentikan proses peradilan di negara dia berasal. Seorang Thaksin yang terkenal sebagai konglomerat, pernah memiliki tim elit sepakbola, menjadi penasehat di negara lain, tidak lantas dia dibebaskan di negara asalnya. Hentikan argumen SMI lepas dari tanggung jawab kasus Century, karena Bank Dunia tidak berada level yang seimbang dengan Indonesia, peradilan untuk kasus Century tidak hanya penting bagi partai politik kontra SMI namun hal ini juga penting bagi SMI untuk memulihkan nama baiknya apabila ia tidak bersalah, sehingga kesimpulannya SMI memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan kasus Century demi bangsa Indonesia dan demi nama baik dirinya.
