Hubungan dengan bulan ramadhan tentu dengan wujud pemaksaan diri, tidak makan, tidak minum, menjaga ucapan, berhenti menjatuhkan orang lain, dipaksa agar hanya mengoreksi kesalahan diri, iIstilah yang sesuai makna ramadhan “membakar”. Pembakaran ego,nafsu diri, atau kepentingan-kepentingan pada bulan ramadhan akan membuka syurga berupa lapangnya hati menerima keberadaan Tuhan, legowo, dan membelenggu sifat-sifat syaitan dalam diri.
Namun demikian, menerangkan secara teori lebih mudah dibanding menjalankannya. Berbicara menjaga nafsu lebih mudah dibandingkan ketika kejadian itu menguji kita, berbicara jangan menjatuhkan kelompok lain akan lebih mudah dibanding ketika kita sudah asik dengan keburukan kelompok lawan dan seterusnya Demikian yang selanjutnya menjadi pengalaman paling sitimewa bagi saya pada ramadhan tahun ini.
Mungkin saya mudah memperpanjang tulisan .yang membahas tentang menjaga diri, menahan nafsu, dan lain-lain. Namun bagaimanakah aplikasinya, hanya saya yang meraskan beratnya menjalaninya. dan benar-benar berat.
Jika awal ramadhan saya sudah berangan-angan dengan sejuta impian, benar-benar ingin mengembangkan potensi, namun serasa berbalik dari harapan dan bagaimanakah saya bersikap. Adalah pengalaman sangat istimewa pada ramadhan ini, benar-benar saya meraskan apa yang disampaikan bapak kyai Tanjung.”Ihdina al-shirotol mustakim”.
Saya selalu butuh Al-Huda.