Aku klimaks.
Nyali ciut dibelai lembut hawa kematian.
Nun jauh di antah berantah,sepasang mata tengok dengan seksama.
Apakah liar masih berontak dengan lauhul mahfuz.???
Jalan pendek tak berujung, menikung dan tak bertanda.
Malam terang hingga buta kornea.
Seribu kunang menangis. Kelelawar gali kuburan sendiri.
Gagak hantam jendela dan dinding papan tak beratap.
Di situ. Di sebuah makam dengan nama yang tak seorang pun mau mendengarnya.
Menengok pun tidak.
Di situ. Aku klimaks. Hampir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!