Mohon tunggu...
lonely sendu
lonely sendu Mohon Tunggu... -

lonelysendu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Klimaks Beta

30 Maret 2015   07:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku klimaks.

Nyali ciut dibelai lembut hawa kematian.

Nun jauh di antah berantah,sepasang mata tengok dengan seksama.

Apakah liar masih berontak dengan lauhul mahfuz.???

Jalan pendek tak berujung, menikung dan tak bertanda.

Malam terang hingga buta kornea.

Seribu kunang menangis. Kelelawar gali kuburan sendiri.

Gagak hantam jendela dan dinding papan tak beratap.

Di situ. Di sebuah makam dengan nama yang tak seorang pun mau mendengarnya.

Menengok pun tidak.

Di situ. Aku klimaks. Hampir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun