Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

D-Day at Normandy Beach (Pendaratan Sekutu, 6 Juni 1944)

7 Juni 2010   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:41 8254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_161144" align="alignleft" width="200" caption="Saving Private Ryan (wikipedia.org)"][/caption] Pernah nonton 'Saving Private Ryan' ?  Sebagian besar mungkin sudah.  Film yang dibintangi Tom Hanks dan Matt Damon, peraih 6 piala Oscar dari 11 kategori yang dinominasikan, serta menobatkan Steven Spielberg sebagai 'Sutradara Terbaik' ini mengambil setting pendaratan Tentara Sekutu di Pantai Normandy 66 tahun lalu,  salah satu operasi militer terbesar dalam sejarah umat manusia. Sebuah saluran televisi Perancis kembali mengudarakan film ini semalam, memperingati hari bersejarah yang jatuh pada tanggal 6 Juni kemarin dan dikenal sebagai D-Day (Perancis: J-Jour, Indonesia: Hari-H). Sekilas Sejarah Operasi yang berlangsung dalam periode Perang Dunia II dan bertujuan untuk merebut kekuasaan dari tangan Nazi ini dikenal dengan kode Operation Neptune dan Operation Overlord, dimulai pada tanggal 6 Juni 1944, pukul 06.30 pagi. Penyerbuan dilakukan dalam dua tahap, diawali pendaratan 24.000 orang tentara Amerika, Inggris, Kanada dan Perancis sesaat setelah tengah malam, serta dilanjutkan dengan pendaratan kapal-kapal amfibi pada pagi harinya.  Selain itu dikerahkan pula pasukan tambahan untuk mengelabui Jerman mengenai lokasi pendaratan sebenarnya (wikipedia). [caption id="attachment_161147" align="alignright" width="220" caption="Konvoi melintasi Selat Inggris (wikipedia.org)"][/caption] Berbagai sumber menyebutkan operasi ini sebagai invasi kendaraan amfibi terbesar yang melibatkan lebih dari 160.000 personil dalam pendaratan di pagi hari 66 tahun yang lalu itu.  Tak kurang dari 195.700 personil marinir dengan 5.000 kapal ikut terlibat. Keberhasilan operasi ini sangat bergantung pada dua faktor utama, yakni posisi bulan serta kondisi pasang surut air laut.  Cahaya bulan purnama akan berfungsi sebagai penerang alami saat operasi berlangsung, sedangkan kondisi pasang tertinggi air laut dibutuhkan agar saat pendaratan kapal-kapal dapat terhindar dari jebakan ranjau yang dipasang tentara Jerman di sepanjang bibir pantai. [caption id="attachment_161149" align="alignright" width="220" caption="Invasi Normandy, 6 Juni 1944 (wikipedia.org)"][/caption] Awalnya Komandan Tertinggi Sekutu, Jenderal Dwight D. Eisenhower telah menetapkan 5 Juni sebagai tanggal operasi, namun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan pendaratan terpaksa ditunda sehari kemudian. Faktor cuaca yang tidak menentu ternyata juga mengecoh kubu Jerman yang berpikir bahwa Sekutu tak mungkin menyerang dalam kondisi cuaca seperti itu.  Beberapa pejabat teras Jerman memutuskan untuk mengambil cuti akhir pekan, malah ada yang cuti beberapa hari untuk merayakan ulang tahun istrinya.  Tak dinyana, Sekutu ternyata nekat mendarat. D-Day, 'Saving Private Ryan', dan Obama Pendaratan bersejarah puluhan tahun yang lalu itu terjadi di Pantai Normandy, di sebelah barat laut hampir ke utara Perancis, berhadapan dengan Selat Inggris (English Channel).  Pantai yang membentang sejauh 80 km dibagi dalam 5 sektor -  Utah, Omaha, Gold, Juno, dan Sword. [caption id="attachment_161151" align="aligncenter" width="500" caption="Maket Pendaratan Sekutu dalam Invasi Normandy (dok. pribadi)"][/caption] Salah satu sektor yang saat ini banyak dikunjungi baik oleh wisatawan maupun para veteran dan keluarganya adalah wilayah sekitar Omaha Beach, yang kini menjadi Taman Makam Pahlawan dimana terbaring jazad para tentara yang menjadi korban Invasi Sekutu. Selain kompleks pemakaman, di lokasi ini juga terdapat museum yang mempertunjukkan koleksi foto-foto lawas sekitar periode Invasi Normandy, rekaman kalimat-kalimat penting yang diucapkan oleh para pelaku sejarah, maupun barang-barang pribadi milik para prajurit. [caption id="attachment_161152" align="aligncenter" width="404" caption="Benda-benda bersejarah dari Invasi Normandy (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_161153" align="aligncenter" width="404" caption="Ranjau, Foto2, Benda2 Pribadi Prajurit (dok. pribadi)"][/caption] Normandy American Cemetery and Memorial ini muncul pada adegan pembuka dalam 'Saving Private Ryan', saat kamera menyorot seorang Veteran PD II yang bersama keluarganya mengunjungi makam Kapten John Miller, tokoh fiktif yang diperankan oleh Tom Hanks. John Miller boleh jadi merupakan tokoh fiktif semata, namun inspirasi cerita film ini berasal dari kisah nyata kehidupan Niland brothers yang dihidupkan melalui sosok Private James Francis Ryan (diperankan Matt Damon).  Dua dari kakak beradik Niland Brothers memang dimakamkan di kompleks pemakaman itu. [caption id="attachment_161159" align="alignleft" width="300" caption="Konsesi USA di wilayah Perancis (dok. pribadi)"][/caption] Lokasi pemakaman ini telah dihibahkan Pemerintah Perancis kepada Amerika Serikat melalui sistem Konsesi, dimana negara penerima (dalam hal ini AS) menurut Hukum Internasional berhak mengelola wilayah tersebut secara administratif sekalipun berada dalam lingkup kedaulatan Perancis. Kebetulan kami berkesempatan mengunjungi Normandy American Cemetery and Memorial ini awal Juni setahun yang lalu, persis seminggu sebelum lawatan Presiden Obama ke lokasi yang sama untuk memperingati 'D-Day 65th Anniversary' tanggal 6 Juni 2009.  Sayang sekali ya, kami kecepetan seminggu.  Hehehe... Turut hadir dalam upacara peringatan itu Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Perdana Menteri Inggris (waktu itu) Gordon Brown, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, Putera Mahkota Inggris Prince Charles, Senator Amerika Veteran PD II Bob Dole, dan Susan Eisenhower, cucu Dwight D. Eisenhower yang memegang posisi kunci dalam peristiwa D-Day. Memasuki Taman Makam Pahlawan yang tertata sangat rapi ini, suasana film Saving Private Ryan memang langsung terbayang.  Berada di sana rasanya seperti sedang masuk ke dalam film itu. Seperti dilansir beberapa sumber, Saving Private Ryan memang bisa dibilang paling sukses mengangkat tragedi PD II itu dan mengenalkannya kepada dunia, nota bene generasi baru yang tak sempat mengalami kejamnya perang namun ikut menghirup udara kebebasan dari cengkeraman Nazi berkat kemenangan Sekutu dalam Invasi Normandy. [caption id="attachment_161156" align="aligncenter" width="500" caption="Normandy American Cemetery & Memorial (dok. pribadi)"][/caption] Paling tidak hal ini merupakan salah satu tema yang diangkat oleh Presiden Barrack Obama yang sejenak melakukan kilas balik ke masa-masa genting PD II dalam pidato resminya pada upacara peringatan setahun yang lalu.

"Pada dasarnya tak ada yang menginginkan perang, tapi semua menyadari betapa pentingnya perang ini bagi kemanusiaan, dalam memerangi ideologi Nazi yang menghalalkan pembantaian massal, dikobarkan oleh kebencian pada mereka yang dianggap berbeda.  Sungguh kejam.

Negara-negara yang bersekutu melawan Nazi memang tidak sempurna, masing-masing memiliki kekurangan dan perbedaan satu sama lain.  Namun betapa pun besar perbedaan itu, kita harus bersatu dan tak bisa tinggal diam.  Kita rela kehilangan putra-putra terbaik yang terpaksa berkorban agar putra putri generasi mendatang bisa menikmati kebebasan."

(No man who shed blood or lost a brother would say that war is good. But all know that this war was essential. For what we faced in Nazi totalitarianism was not just a battle of competing interests. It was a competing vision of humanity. Nazi ideology sought to subjugate and humiliate and exterminate. It perpetrated murder on a massive scale, fueled by a hatred of those who were deemed different and therefore inferior. It was evil.

The nations that joined together to defeat Hitler's Reich were not perfect. They had made their share of mistakes, had not always agreed with one another on every issue. But whatever God we prayed to, whatever our differences, we knew that the evil we faced had to be stopped. Citizens of all faiths and of no faith came to believe that we could not remain as bystanders to the savage perpetration of death and destruction. And so we joined and sent our sons to fight and often die so that men and women they never met might know what it is to be free.)

(Disarikan dan diterjemahkan dari sebagian naskah President Obama's Speech on D-Day 65th Anniversary, 6 June 2009).

Artikel terkait : Dari Paris (1): Monalisa - Kecil itu Indah Dari Paris (2): Dilarang Bercelana Panjang ! Dari Paris (3): Picasso - Dulu (Dituduh) Mencuri, Kini (Sering) Dicuri Dari Paris (4): Champs-Élysées Mendadak Hijau Dari Paris (5): Je T’aime (Bonne Fête, Maman) Dari Paris (6): ‘Aceh Tersenyum’ di Paris Warna Warni ‘Festival de Cannes’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun