Mohon tunggu...
Lona Hutapea
Lona Hutapea Mohon Tunggu... Wiraswasta - Student

Lifelong learner. Memoirist.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kasus 'Bigotgate' : Gordon Brown, Nila Setitik Merusak Susu Sebelanga ?

29 April 2010   10:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_129401" align="alignleft" width="229" caption="sumber: www.apoliticus.com"][/caption] Pagi ini berbagai media massa di Eropa, khususnya Inggris, ramai-ramai memberitakan masalah 'keseleo lidah' PM Gordon Brown yang sempat mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, dialamatkan kepada Gillian Duffy, seorang perempuan paruh baya yang nota bene adalah pendukung setia partainya selama bertahun-tahun. Tidak menyadari bahwa mikrofon yang terpasang masih menyala, Gordon Brown mengatakan sesuatu yang kemudian dalam waktu singkat, thanks to the power of technology, sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia.  Saya kebetulan menonton berita ini di France 24, salah satu saluran TV bilingual Perancis. Kisah ini bermula ketika Sang Perdana Menteri dari Partai Buruh yang sedang berkampanye untuk Pemilu Inggris ini berkunjung ke Rochdale.  Gillian Duffy, seorang janda berusia 65 tahun, termasuk salah seorang di antara para pendukungnya yang melemparkan pertanyaan mengenai berbagai isu politik dan ekonomi.  Gillian lalu digiring oleh salah seorang anggota Tim Kampanye Partai Buruh untuk mendekati dan berdialog langsung dengan PM Brown. Situs telegraph.co.uk memberitakan bahwa Gillian kemudian mengajukan beberapa pertanyaan tentang masalah hutang negara, isu pendidikan, serta imigrasi.  Ia mengeluh mengenai banyaknya imigran dari Eropa Timur yang terus membanjiri kota-kota di Inggris. Setelah menerima jawaban atas pertanyaan dan keluhannya, Gillian Duffy bahkan sempat memuji Sang PM sebagai "a nice man", dan menyatakan kepada para wartawan yang ikut dalam rombongan itu bahwa ia telah memutuskan untuk kembali memilih Partai Buruh.  Sambil berjalan ke mobil dinas Jaguar yang telah menantinya, Gordon Brown pun sempat melontarkan basa basi khas politikus yang sedang dalam masa kampanye - "It was so nice to see you, take care...".  Tidak ada yang istimewa, sampai Brown masuk ke mobilnya. Ia rupanya lupa bahwa mikrofon yang terpasang di tubuhnya masih menyala.  Ia lalu 'curhat' kepada salah seorang pembantunya, menyatakan bahwa “That was a disaster.”  Selanjutnya ia menyebut Gillian Duffy sebagai 'perempuan picik yang mengaku-ngaku sebagai pendukung Partai Buruh' (she was just a sort of bigoted woman who said she used to be Labour). Para reporter dari SkyNews yang menyediakan mikrofon untuk Gordon Brown kemudian menyampaikan komentar Sang PM kepada Gillian Duffy, yang menjadi sangat kecewa.  Sosok Gordon Brown sebagai pemimpin nasional, seorang yang berpendidikan tinggi, seharusnya tidak pantas mengeluarkan pernyataan seperti itu, demikian ujarnya. Insiden ini 'memaksa' Brown untuk meminta maaf secara pribadi kepada Gillian Duffy, baik melalui telepon maupun dengan langsung mendatangi rumahnya dan bertemu face to face. Ini dilakukan setelah rekaman suara Brown yang sedang 'mengumpat' tadi ditayangkan secara live melalui Radio BBC saat wawancara dengan Brown sedang berlangsung. Rekaman gambar di beberapa TV maupun situs youtube menunjukkan wajah Gordon Brown yang tertunduk dengan tangan menutupi dahinya, antara malu dan menyesal telah bertindak di luar kontrol.  Ia menyatakan penyesalan yang mendalam atas insiden tersebut. Kejadian ini menurut beberapa pengamat akan menyulitkan posisi Partai Buruh yang telah berupaya keras meraih simpati dalam masa kampanye.  Yang lebih parah lagi adalah, 'bencana' ini terjadi hanya sehari sebelum acara 'Debat' di televisi antara 3 partai yang bersaing - Partai Buruh, Partai Konservatif dan Partai Liberal Demokrat - yang akan berlangsung malam ini. Apa daya..... Nasi sudah menjadi bubur.  Semoga bubur itu masih bisa dimakan.  Semoga nila setitik ini tidak sampai merusak susu sebelanga.... Kita lihat saja perkembangan selanjutnya. Good luck, Mister Prime Minister !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun