Saat dia mencoba mencari jalan keluar yang lain, dia mendengar suara langkah-langkah ringan di belakangnya. Ardian berbalik cepat tapi tidak ada apa-apa. Hanya gelap dan sunyi. Tetapi dia merasa ada sesuatu yang mengintai, sesuatu yang tak kasat mata tapi terasa begitu nyata.
Dalam keputusasaan, Ardian mengingat petunjuk dari buku harian tua yang ditemuinya. Ada sebuah rahasia tersembunyi di dalamnya. Sebuah rahasia yang mungkin bisa menjadi kunci untuk keluar dari terjebaknya di sekolah itu. Dengan gemetar, dia membuka kembali halaman-halaman kuno dan mencoba mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan sebelumnya.
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari jauh. Tembok-tembok bangunan tua itu mulai bergetar, dan debu-debu dari langit-langit mulai turun dengan derasnya. Ardian  menyadari bahwa dia harus cepat menemukan jalan keluar sebelum semuanya runtuh menimpanya.
Dengan langkah yang semakin cepat, dia mengikuti petunjuk yang ditemukan dalam buku harian itu. Dia berlari melewati koridor-koridor yang gelap, melewati ruang-ruang yang kosong dan merindingkan. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah pintu tersembunyi di sudut bangunan itu.
Dengan perasaan lega dan harapan yang membara, Ardian membuka pintu itu dan menemukan dirinya di luar bangunan sekolah itu. Cahaya rembulan menerangi langit malam, dan udara segar menyambutnya dengan hangatnya. Dia merasa seperti terbebas dari penjara gelap yang hampir menelannya.
Namun, ketika dia menoleh ke belakang, dia melihat bayangan-bayangan gelap yang masih mengintainya dari balik jendela-jendela yang pecah dan retak. Sekolah tua itu masih menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap dan masih menjadi misteri yang selalu ingin dipecahkan oleh Ardian.
Untuk: Humaira Anasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H