Oleh Loly A. Rabu, 14 April 2010 pukul 10.25 WIB pak Tono ditemani seorang putrinya sudah berdiri di bibir danau depan kampus Fakultas Ekonomi UI. Jala ditangannya langsung dilempar ke danau. Ketika jala ditarik terlihat beberapa ekor ikan tertangkap seperti ikan mujair dan ikan sapu-sapu. Mujair hanya berukuran 3 – 5 cm, tapi ikan sapu-sapu bisa sampai 10 cm. Yang dikumpulkan pak Tono hanya ikan mujair, sedangkan ikan sapu-sapu dibuangnya. Ikan sapu-sapu yang banyak dan berukuran besar ini menunjukkan bahwa tingkat pencemaran di danau cukup tinggi serta mulai mengganggu habitat ikan lainnya yang hidup di danau.
Pak Tono bercerita dulu ikan yang ditangkap dari hasil menjalanya berukuran besar-besar dan bermacam-macam. Contohnya ikan gabus, mujair atau nila. Ikan tersebut sudah ada di danau sejak dulu. Ada juga yang sengaja disemai secara berkala oleh pihak kampus UI. Sekarang ikan yang tertangkap berukuran kecil-kecil dan yang sering tertangkap malah ikan sapu-sapu yang tidak dikehendaki oleh pak Tono. Ikan sapu-sapu dibuang begitu saja karena menurut pak Tono dagingnya sedikit, banyak tulangnya dan tidak enak dikonsumsi. Dijual ke pedagang ikan hias juga tidak ada yang mau menampung.
Danau yang dulunya jernih, sekarang penuh dengan sampah.Sampah seperti plastik pembungkus makanan, stereofoam, batang dan daun-daun menumpuk di pinggiran danau. Memang ada dua orang petugas kebersihan, namun bila musim hujan, air yang mengalir membawa sampah makin menumpuk ke danau membuat kewalahan para petugas kebersihan itu.
Pak Tono mengatakan mencari ikan di danau UI hanya sekedar iseng. Pekerjaannya sendiri adalah pedagang asongan di stasiun. Rumahnya terletak tidak jauh dari stasiun UI. “Lumayan mbak dapatnya, ya cukuplah buat lauk sekeluarga”,kata pak Tono.Namun ada plang yang cukup jelas dipasang oleh pihak kampus berbunyi “DILARANG MEMANCING ATAU MENJALA DI DANAU”, membuat pak Tono serta rekan senasib harus kucing-kucingan dengan petugas satpam kampus. “Tidak didenda mbak, hanya diberi peringatan sama petugas”,jelas pak Tono membuatnya merasa tidak enak mencari ikan di danau tapi desakan ekonomi berbicara lain.
Matahari kian meninggi, pak Tono berkemas beserta putrinya untuk pulang. Sepuluh ekor ikan mujair cukuplah untuk menemani nasi hari ini sambil berharap danau UI bisa kembali seperti dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H