Mohon tunggu...
Kevin Ivan
Kevin Ivan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perebutan Air antara Warga dengan Hotel di Yogyakarta

2 Oktober 2017   05:30 Diperbarui: 23 November 2017   08:50 2231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal akan kebudayaannya yang kental dan kesederhanaan yang begitu dirasakan bila datang ke kota ini. Kota Yogyakarta dulunya pernah menjadi Ibu kota negara Republik Indonesia dan pada saat itu kota Yogyakarta banyak menerima pelajar-pelajar dari seluruh Indonesia untuk menuntut ilmu di kota ini mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu, kota ini sering disebut dengan julukan "Indonesia mini" karena banyaknya pelajar dari ujung barat hingga timur Indonesia. 

Tidak hanya itu kota Yogyakarta juga dijuluki sebagai kota pelajar dari banyaknya perguruan tinggi yang tersebar di kota ini. Semua itu mejadi tolak ukur bagi pelajar maupun wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang menuntut ilmu atau hanya sekedar berkunjung untuk melihat kebudayaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam adat istiadat Yogyakarta. 

Setiap tahunnya banyak wisatawan yang berkunjung ke kota Yogyakarta, kunjungan wisatawan terus bertambah dari tahun ke tahun, tidak heran pembangunan infrastruktur industri pariwisata seperti hotel mulai banyak berdiri di kota yang dulunya hanya terlihat rumah-rumah sederhana khas Yogyakarta. 

Besarnya peran pariwisata sebagai penyumbang perekonomian dan pengembangan wilayah, salah satunya sebagai pendapatan negara maupun daerah, juga menjadikan pariwisata sebagai peluang untuk membuka lapangan kerja baru mengingat tingkat pengangguran di Indonesia yang masih tinggi. Produk industri sekaligus sarana pendukung utama pariwisata adalah hotel. Hotel termasuk ke dalam salah satu jasa penunjang pariwisata yang menawarkan penginapan dan makanan serta pelayanan dan fasilitas lainnya.

Dengan semakin tingginya pendapatan daerah maupun negara dari hasil kemajuan dari sektor pariwisata maka pembangunan infrastruktur industri pariwasata (hotel) pun gencar dilakukan di Yogyakarta. Akibat dari pembangunan hotel di Yogyakarta menimbulkan dampak positif dan negatif, dampak positif dari pembangunan hotel adalah membuat perekonomian dan pengembangan wilayah, salah satunya sebagai pendapatan negara maupun daerah meningkat.

 Sedangkan dampak negatif yang terjadi dari pembangunan hotel itu adalah masyarakat yang ada di sekitar hotel mengalami kerusakan lingkungan khususnya sumber daya air yang menjadi kebutuhan masyarakat di sekitar hotel. Keberadaan hotel dengan jumlah yang sangat banyak secara bersamaan akan menimbulkan berbabagai macam masalah lingkungan dan dengan warga yang bertempat tinggal di sekitar bangunan hotel. Kebutuhan akan lahan yang luas serta sumber daya air yang menyebabkan timbulnya dampak lingkungan, sosial dan budaya dari pembangunan hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Dampak pembangunan hotel, terkait pengambilan air tanah secara berlebihan yang terjadi di kota Yogyakarta karena sejumlah hotel berbintang menyedot air dengan sembarangan. Penyedotan sembarangan ini terjadi akibat buruknya pengelolaan air oleh hotel yang akhirnya mengganggu ketersediaan air di sumur milik warga sekitar hotel. Di sisi lain, hotel berbintang tersebut tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diakibatkan oleh ketersediaan air yang terbatas.

Dalam proses penyampaian solusi terkait isu lingkungan, industri media dapat menjadi alternatif sarana jitu untuk menyebarkan dan menciptakan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan. Media massa dianggap menjadi senjata yang mematikan bagi siapa saja yang berusaha merugikan kepetingan masyarakat secara luas, apalagi informasi saat ini sangat mudah untuk untuk diperoleh dan sangat canggih sehingga pembaca atau pun penonton dengan mudah mengetahuinya dapat melalui smartphone yang terhubung dengan internet sehingga informasi sangat mudah didapat. 

Penyimpangan-penyimpangan sekecil apapun dapat disebar luaskan baik melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Line hingga media konvensional lain seperti koran, televisi dan lainnya. Kebutuhan manusia akan informasi pun sangat luas sehingga tidak menutup kemungkinan kecurangan yang dilakukan akan terkuak. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara, salah satunya melalui penyebaran informasi mengenai isu-isu lingkungan dalam bentuk sebuah berita. 

Keberadaan berita di media sosial dan media konvensional merupakan konsumsi masyarakat dewasa ini dan mempunyai kekuatan yang cukup signifikan. Isu yang diangkat dapat menjadi sebuah perbincangan atau menjadi perhatian publik. Perbincangan dan perhatian yang timbul dapat mempengaruhi kebijakan yang akan dibuat pemerintah sehingga peran meda sangatlah penting dalam upaya mempengarhui masyarakat.

Asumsi bahwa media mempunyai peran dan pengaruh yang vital untuk mempengaruhi masyarakat terkait isu-isu penting yang diangkat dapat dituangkan menggunakan teori Agenda Setting Theory.Di dalam teori ini ada tiga agenda di dalamnya yaitu agenda media, agenda publik dan agenda pemerintah/kebijakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun