Mohon tunggu...
loveugi ok
loveugi ok Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

loveugi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semangat Demokrasi Pancasila Ciptakan Pemilu 2014 Damai

25 Maret 2014   12:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki tantangan tersendiri terhadap pesatnya kemajuan peradaban dunia, baik dari sisi teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat demokrasi di era informasi adalah apakah mereka bisa terus memelihara tatanan sosial dalam menghadapi perubahan teknologi dan ekonomi. Berbagai tantangan dan perkembangan global akan mempengaruhi dinamika masyarakat, seperti pelaksanaan Pemilihan Umum yang akan berlangsung pada 9 April 2014 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI), pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi ( DPRD Provinsi) dan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten / Kota ( DPRD Kab / Kota) yang tinggal menghitung hari saja.

Berbagai dinamika sudah mewarnai sambut pesta demokrasi kita tahun 2014 ini, berbagai argumen, komentar dan analisis pun bermunculan terkait Pemilu kali ini, mulai dari calon – calon anggota DPR RI, DPRD Prov,Kab/Kota, kesiapan KPU, sampai situasi dan kondisi negara menghadapi pemilu 2014.Seperti yang disampaikan Jimly Asshiddiqi Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ( DKPP) yang menilai pemilihan umum 2014 harus berjalan jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia. Menurutnya, hal itu untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan harus berlangsung dengan berintegritas.

Sejumlah kerawanan masih mewarnai di beberapa daerah seperti ancaman teror (high intensity vulnerability), kelompok separatis ataupun gerakan radikal yang berpotensi memanfaatkan dan dapat menganggu pelaksanaan Pemilu 2014. Beberapa hal lainyang perlu dicermati juga yaitu kasus-kasus sengketa lahan yang terjadi di beberapa daerah ataupun aksi unjuk rasa yang “sopan” namun mengganggu kepentingan orang banyak, serta upaya kelompok tertentu yang membangun opini tentang tidak sahnya Pemilu 2014 atau ajakan untuk Golput.

Salah satu “bahaya” terbesar yang dapat mengganggu pelaksanaan demokrasi tahun ini adalah keberadaan kelompok saparatis dan terorisme. Seperti beberapa waktu lalu dimana aparat keamanan berhasil menangkap sekelompok orang yang terindikasi sebagai teroris, seperti yang disampaikan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, terorisme merupakan salah satu potensi ancaman yang kerap terjadi menjelang pemilihan umum. Menurut Marciano, gerakan teror sengaja diciptakan untuk mengintimidasi para peserta pemilu. Untuk menekan gerakan tersebut, BIN mendorong kepolisian terus melakukan upaya pengamanan dan berkoordinasi dengan penegak hukum lainnya dalam rangkamengatasinya, mengambil langkah-langkah agar rakyat kita bisa memberikan sesusai dengan keinginannya. Intimidasi itu harus ditekan serendah mungkin dan dengan segala upaya harus ditiadakan.

Pemilu 2014 dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta menghasilkan anggota DPR,DPRD prov, Kab / Kota dan Presiden yang tepat untuk rakyat Indonesia, apabila semua lapisan masyarakat bekerjasama dengan baik, solid dan bersama- sama menggunakan hak pilihnya dengan baik.Presiden SBY mengajak seluruh rakyat Indonesia memuliakan pemilu dengan kampanye yang mencerdaskan, serta jauh dari fitnah dan praktik kampanye hitam atau black campaigne.

Untuk mensukseskan pemilu 2014 dan mencapai pemilu yang damai dan dapat mensejahterakan masyarakat, maka kita semua harus mampu mengendalikan diri kita, bagaimana kita dapat intropeksi diri untuk tidak memusuhi sesama kita, walau kita beda pilihan namun kita semua harus memahami kalau kita semua bersaudara, sama- sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus kembali kepada jati diri bangsa kita, kembali kepada falsafah bangsa kita yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dimana walaupun kita berbeda, baik suku, agama, golongan dan beda pilihan namun kita harus paham kita semua satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia, satu bahasa, bahasa Indonesia, dan satu tumpah darah, yaitu Indonesia.

Dengan berpegang teguh pada falsafah Indonesia sebagai sumber demokrasi kita dimana intisari demokrasi Pancasila adalah menghormati hak dan kewajiban serta saling tenggang rasa dan mengutamakan musyawarah bukan konflik dalam menyelesaikan masalah, maka demokrasi model ini dapat diterapkan di negara manapun. Oleh karena itu, dengan semangat demokrasi Pancasila dan mengedepankan pencapaian tujuan serta kepentingan nasional, maka kerawanan, ancaman, hambatan, gangguan ataupun tantangan dalam pelaksanaan Pemilu 2014 akan dapat kita hindari dan atasi sehingga Pemilu dapat dengan sukses mencapai tujuannya dan bangsa Indonesia dapat membangun mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain menuju bangsa besar yang disegani bangsa lainnya…karena sesungguhnya kita bisa dan mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun