Mohon tunggu...
Alexander Gabriel Sae
Alexander Gabriel Sae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa SMA

Siswa SMA Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemalsuan Gelar: Gelar Omong Kosong Tanpa Perjuangan

17 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 17 Agustus 2024   22:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena ketidakjujuran dalam perolehan gelar Profesor baru-baru ini telah menyoroti krisis integritas di dunia pendidikan Indonesia. Di tengah tingginya penghormatan terhadap gelar ini, muncul segelintir individu yang lebih memilih jalan pintas daripada menghadapi proses panjang dan penuh tantangan yang seharusnya dilalui. Ketidakjujuran ini tidak hanya mencoreng nama baik mereka yang terlibat, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas dunia akademik. Ketika prestasi akademik yang seharusnya diraih dengan usaha keras dinodai oleh tindakan curang, kita dihadapkan pada ancaman serius terhadap marwah pendidikan bangsa.

Belakangan ini terjadi kasus ketidak jujuran saat meraih gelar Profesor. Hal ini mungkin dikarenakan gelar Profesor adalah gelar yang diinginkan dan dihormati oleh banyak orang. Tetapi mungkin mereka tidak mau berjuang dan menunggu sampai belasan tahun untuk meraih gelar itu, tetapi mereka ingin secara instan meraih gelar 'Profesor'. Kemalasan ini yang menjadi pembenaran untuk melakukan ketidak jujuran dan ketidak disiplinan. 

Fikri Ardiyansyah, S.I.P, M.I.P mengatakan, ia merasa prihatin dengan fenomena tersebut. Hal itu menurutnya membuat kredibilitas dunia pendidikan di Indonesia menjadi sorotan. Ia pun mewanti-wanti agar isu tersebut jangan sampai ditumpangi sejumlah oknum yang ingin menjatuhkan marwah pendidikan di Indonesia. "Gelar guru besar itu gelar kehormatan. Setiap yang meraihnya juga punya proses jatuh bangun yang berbeda beda. Jangan gara gara ramai begini kita jadi pukul rata."

Fikri juga mengingatkan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, segera membenahi permasalahan tersebut, agar trust issue tidak berkembang sedemikian liar di masyarakat terhadap dunia pendidikan kita. Terakhir, ia juga berpesan mari bersama menjaga marwah dan harga diri pendidikan kita. "Kita sudah sangat maju. Sistem perguruan tinggi kita juga bersaing. Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga," pungkasnya.

Seperti atlet yang ingin meraih medali emas olimpiade tapi tidak mau berlatih keras selama bertahun-tahun. Melainkan mereka curang dan menggunakan doping untuk meningkatkan secara instan. Gelar "Profesor" adalah seperti sebuah medali emas di dunia akademik dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur seperti memalsukan data penelitian, mereka ingin meraih penghargaan tertinggi tanpa melalui proses penelitian yang panjang dan melelahkan.

Ketidakjujuran dalam meraih gelar Profesor tidak hanya merusak reputasi individu yang terlibat, tetapi juga mencederai integritas dunia akademik secara keseluruhan. Untuk menjaga marwah pendidikan di Indonesia, diperlukan tindakan tegas dari pemerintah dan pihak terkait untuk membenahi sistem dan menegakkan standar yang ketat. Prestasi akademik seharusnya menjadi hasil dari kerja keras, dedikasi, dan kejujuran, bukan dari cara-cara instan dan tidak etis. Hanya dengan menjaga integritas, kita dapat memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi pilar utama dalam membangun masa depan bangsa yang bermartabat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun