Pendidikan akhlak termasuk kedalam ilmu tarbiah. Tarbiah, secara Bahasa berasal dari kata rabwah yang berarti bertambah, tumbuh, bukit, atau daratan tinggi. Oleh sebab itu, mendidik berarti memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu peserta didik mengembangkan keterampilan, nilai-nilai, dan karakter yang mendukung mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan. Muara pendidikan dalam islam adalah menguatkan kepribadian anak menjadi pribadi muslim yang sehat fisik dan mentalnya, memiliki tingkat kecerdasan intelek yang optimal, memiliki kepekaan emosi untuk berempati kepada sesama , alam, dan lingkungan hidup, dan menyadari dirinya sebagai hamba Allah dengan keyakinan yang mantap bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak beribadah kecuali kepada Allah.
Selain itu, akhlak ialah perilaku atau sifat yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan sesama manusia, lingkungan, maupun dengan Tuhan. Dengan kata lain, akhlak yaitu perbuatan yang berlangsung secara terus menerus secara spontan, dengan dilihat atau tidaknya orang lain.
Pendidikan utama dan pertama yang membentuk potensi akhlak, kepribadian, dan karakter anak adalah pendidikan informal yang berlangsung di dalam lingkungan keluarga. Lalu yang kedua ada pendidikan formal yaitu dilingkungan sekolah, dan yang ketiga ialah pendidikan nonformal yang berasal dari masyarakat.
Proses metode pendidikan akhlah yang pertama bermula dari keluarga, adapun tujuan berkeluarga yaitu untuk mendapatkan keturunan serta memperbanyak generasi muslim. Oleh karena itu, keluarga merupakan pranata sosial utama dan pertama yang bertanggung jawab memperbanyak keturunan dan mendidik generasi muda muslim yang kokoh dalam iman dan takwa dan unggul dalam iptek. Merujuk dari buku Akhlak Tasawuf, pendidikan akhlak dalam keluarga memiliki teori pendidikan akhlak dalam keluarga yang terbagi menjadi tiga, yaitu naturalisme (alamiah), empirisme (aliran), dan konvergensi (pendekatan). Selain itu ada empat metode akhlak keluarga. Pertama, metode konfirmasi atau penegasan yang dilakukan dengan mendengarkan kalimat tauhid pada saat anak lahir yang menandai bahwa islam tertanam pada manusia. Kedua, keteladanan atau metode uswatun hasanah dalam segala hal, termasuk ilmu, spiritual, kehidupan personal dan sosial. Ketiga, metode cerita dengan memberi informasi melalui pendekatan dalam cerita yang merangsang imajinasi anak. Keempat, metode literasi yaitu membaca dan mengenalkan tulisan serta  menumbuhkan minat baca.
Selain itu, keberhasilan pendidikan akhlak disekolah umum ditentukan oleh banyak faktor, seperti kualitas guru agama dan kualitas kurikulum pendidikan agama, baik yang tersurat maupun tersirat. Metode pendidikan akhlak ini bukan sekedar mendidik tapi juga terapan atau praktek ilmu tersebut untuk diamalkan.
Berlangsungnya interaksi antar masyarakat menjadikan pendidikan masyarakat sangat penting untuk mengajarkan masyarakat untuk lebih bijak. Seperti pendidikan akhlak yang berlangsung di masjid melalui forum pengajian, majelis taklim, atau remaja masjid, baik secara daring maupun luring.
Pendidikan akhlak bertujuan dalam membentuk kepribadian muslim antara lain, menjadikan pribadi akidah yang kuat, ahli ibadah, berpengetahuan/wawasan, mengamalkan ilmu yang dimilikinya, orang yang baik, pribadi yang ikhlas, orang yang ihsan, selalu berbuat baik, orang yang disiplin.
 Implementasi pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui interaksi sosial, di mana individu bersikap sopan, menghargai perbedaan, dan menunjukkan empati. Contohnya, saat berkomunikasi, individu dapat menerapkan kejujuran dan saling menghormati serta menghindari perilaku negatif seperti berbohong. Dalam keluarga, orang tua dapat menjadi teladan dengan menunjukkan kasih sayang, perhatian, dan tanggung jawab.
Dengan demikian, proses pendidikan akhlak muslim banyak sekali hal-hal yang perlu kita telaah dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan itu, kita menjadi punya kesadaran dan moral yang baik yang dapat mempengaruhi akhlak diri sendiri. Pendidikan akhlak juga memperlukan keimanan, keikhlasan, ibadah, serta niat yang kuat.
Penulis : Lola Audina
Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, M.A