Mohon tunggu...
Lokawarta STAI Muttaqien
Lokawarta STAI Muttaqien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lembaga Pers Mahasiswa

Lembaga Pers Mahasiswa atau biasa disebut LPM, merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Adapun nama dari LPM ini yaitu Lokawarta dan bermarkas di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) DR. KH. EZ. Muttaqien, Purwakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beli Gadget untuk Anak Usai Lebaran: Keputusan Bijaksana atau Masalah Baru?

15 April 2023   13:36 Diperbarui: 15 April 2023   13:42 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perayaan Hari Raya Idul Fitri kali atau biasa kita sebut sebagai perayaan lebaran ini menjadi ajang yang bukan hanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang telah diperoleh selepas menjalankan ibadah puasa saja, akan tetapi juga menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi ke sanak saudara yang berada jauh disana. Tentunya masih melekat budaya bagi-bagi Tunjangan Hari raya (THR) kepada anak ataupun saudara yang masih kecil, baik berupa uang ataupun barang. Salah satu barang yang bisa dijadikan sebagai THR kepada anak ataupun saudara yang masih kecil tadi yaitu gadget atau handphone, lantas timbul suatu pertanyaan, apakah keputusan tersebut merupakan tindakan yang tepat?

Perlu kita ketahui, bahwa saat ini kebutuhan mempunyai perangkat komunikasi sudah tidak terelakkan lagi. Terlebih lagi kita pernah merasakan era pandemi Covid-19, yang kita bisa merasakan betul manfaat dari gadget atau handphone pada masa itu, yang bukan hanya dipakai sebagai alat komunikasi saja, tetapi bisa pula menjadi alat pembelajaran dan lain sebagainya. Sehingga tak ayal lagi, bahwa gadget atau handphone dijadikan kebutuhan wajib.

Dengan banyaknya manfaat yang dirasakan tadi, tentu ada pula dampak negatif dari hal tersebut. Apalagi jika digunakan secara berlebihan atau tanpa pengawasan, hal tersebut bisa berakibat fatal. Seperti yang dilansir dari jurnal berjudul "Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini; Tantangan Baru Orang Tua Milenial", karya Ria Novianti dan Meyke Garzia, yang dipublish di Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 2020, dijelaskan beberapa hal yang penulis rangkum sebagai berikut:

  • Mempengaruhi perkembangan bicara anak, karena interaksi antara orang tua dan anak merupakan faktor kunci stimulasi bicara anak agar lebih fasih.
  • Pengaruh lama gadget dapat membuat mata menjadi lelah, hal tersebut disebabkan karena mata yang telalu lama menatap layar gadget.
  • Bisa mengganggu pola tidur anak, karena penggunaan gadget seperti untuk bermain video game yang tidak teratur.
  • Bisa menyebabkan degradasi (penurunan) perkembangan sosial, yang menjadikan apatis (tidak peduli) terhadap lingkungan, tingkat agresif juga meningkat.
  • Bisa berdampak pada kemampuan kognitif dan motorik anak.

Maka dari itu, disinilah peran penting dari orang tua tadi, yang menjadi kunci dalam menghindari bahaya atau dampak negatif dari penggunaan gadget oleh anak. Penulis menyampaikan bahwa dalam menggunakan gadget atau handphone itu tidak dilarang, asalkan dengan catatan bahwa dalam penggunaannya mesti dalam pengawasan dan bimbingan dari orang tua tadi, karena masa anak-anak merupakan masa yang krusial (penting) dalam perkembangannya. Lantas, bagaimana caranya untuk membatasi penggunaan gadget agar lebih bermanfaat?

Dilansir dari halaman Alodokter, ada beberapa tips membatasi penggunaan gadget pada anak, yaitu:

  • Tetapkan aturan durasi main gadget sesuai klasifikasi usia seperti walaupun usia di bawah 2 tahun tidak disarankan untuk diberi akses pada gadget, dan benar-benar perlu maka anak usia 1,5 tahun didampingi dengan orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari. Kemudian anak usia 2-5 tahun hanya 1 jam per hari dengan program berkualitas, dan usia 6 tahun boleh bermain gadget dengan kesepakatan orang tua, misal hanya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari.
  • Buat peraturan mengenai jadwal yang mengharuskan Anda sekeluarga lepas dari gadget, misalnya saat makan malam bersama, menjelang tidur, atau saat bepergian sekeluarga.
  • Seleksi beberapa aplikasi yang bermanfaat untuk anak, misalnya, aplikasi belajar membaca, berhitung, atau hal lain yang bermanfaat.
  • Letakkan semua perangkat gadget di ruang bersama agar Anda bisa memantau apa yang sedang dilihat atau dimainkan oleh anak.
  • Luangkan waktu Anda untuk melakukan aktivitas lain bersama anak sebagai pengganti bermain gadget, seperti menggambar, bermain sepeda, atau berenang.
  • Jangan memberikan anak gadget dengan tujuan untuk menenangkannya ketika ia rewel. Hal ini bisa membuat anak menjadi sulit ditenangkan tanpa gadget.

Penulis: Dimas Taufiqur Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun