Penggunaan energi dari tahun ke tahun semakin meningkat sedangkan cadangan energi suatu Negara semakin menipis diperparah dengan krisisnya sumber energi terbarukan pada setiap Negara. Potensi lahan gambut di Indonesia sangat menjanjikan. Indonesia menempati urutan ke-4 lahan gambut terluas di dunia, yaitu sekitar 17 juta hektar (10% luas Indonesia) yang tersebar didaerah Sumatera, Kalimantan, dan Papua.Â
Jika tidak terkelola secara baik, maka sepanjang waktu, terutama saat musim kemarau, lahan gambut dapat menjadi momok yang menakutkan. Dimana lahan gambut menyimpan titik api yang lama padam sehingga dapat menimbulkan kebakaran. Daripada kita merusak mari kita melestarikan dan memanfaatkan gambut sebagai sumber energi terbarukan.
Gambut  adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya tinggi. Komponen organik berupa karbon hidrogen  yang terkandung di dalam gambut adalah komponen yang sangat penting dalam pemanfaatan gambut sebagai bahan energi.Â
Kemampuan yang spesifik dari proses dekomposisi gambut adalah apabila komponen karbon dan nitrogen meningkat, maka komponen oksigen dan hidrogen akan mengecil yang berarti kandungan airnya akan mengecil, sebagai akibatnya nilai kalori gambut menjadi cukup tinggi ( 4.400-5.900 kal /g). Hubungan antara komponen-komponen organik seperti karbohidrat, asam humat, lignin, dan bitumen mempunyai pengaruh pada intensitas phase pembakaran.
Gambut pada dasarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan karena memiliki pertimbangan sebagai berikut yaitu Energi kalor lepas dari gambut adalah berkisar antara 10 Mj/Kg hingga 20 Mj/Kg dan penggunaan 1 m3 gambut sebagai bahan bakar yang mampu menghasilkan sekitar 600 Mj setara dengan penggunaan 17 kg batu bara. Salah satu sumber energi terbarukan dari gambut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap Gambut (PLTU Gambut) yang dinyatakan ramah lingkungan di Daerah Kalimantan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H