Mohon tunggu...
Lois Bunga Lestari
Lois Bunga Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Mahasiswi Program Studi Magister Bioteknologi

Topik terkait biologi, teknologi dan aplikasinya bagi kehidupan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aktivitas Anti-Trombosis dari Enzim Fibrinolitik Cacing Tanah

16 Juni 2022   07:49 Diperbarui: 16 Juni 2022   08:21 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1. Struktur organ pada Cacing tanah (Pan et al., 2010)

Siapa yang tidak tahu cacing tanah? Cacing tanah yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ternyata memiliki fungsi yang banyak loh. Baik bagi ekosistem tanah maupun sebagai sumber obat alternatif. 

Cacing tanah bertahan hidup dengan mengonsumsi bahan organik hidup dan mati yang ada di tanah. Cacing tanah dapat bernapas melalui kulitnya dan bersifat hermafrodit atau setiap individu cacing memiliki 2 jenis organ kelamin pria dan Wanita. 

Hewan yang bentuknya kurang disukai oleh banyak orang ini ternyata sudah digunakan sebagai obat tradisional Chinese sejak lama. Dokter Shizhen Li (1518 -- 1593) yang berasal dari Tiongkok mendeskripsikan bahwa cacing tanah atau biasa disebut 'naga bumi' tersebut dapat digunakan sebagai obat antipiretik dan diuretik.

 Hal ini tercatat dalam buku medis "Compedium of Material" karya Shinzhen Li. Cacing tanah sebagai obat tradisional ini juga digunakan oleh beberapa negara di Asia, seperti Jepang dan Korea. Lantas, apakah komponen yang terkandung dalam cacing tanah sehingga bisa digunakan sebagai obat tradisional? Yuk simak lebih lanjut artikel berikut.

Cacing tanah secara saintifik terklasifikasi sebagai hewan dengan ordo Oligochaeta, kelas Chaetopoda, dan filum Annelida. Tersebar diberbagai dunia, Lumbricidae adalah salah satu famili terbesar yang ada di taksonomi. 

Cacing tanah yang digunakan sebagai lebih dari 1000 tahun sebagai obat tradisional ternyata memiliki kandungan agen fibrinolitik. Bahkan hingga saat ini, pengobatan menggunakan cacing tanah pun masih tetap digunakan. 

Diketahui pada akhir abad ke-19, seorang peneliti Fredericq, berhasil menemukan satu enzim yang dikeluarkan dari saluran pencernaan cacing tanah. Setelahnya, beberapa protease berhasil diisolasi dari cacing tanah pada tahun 1920 dan beberapa perkembangan skala penelitian besar mengenai protease mulai dilakukan pada tahun 1980 (Pan et al. 2010).

Enzim fibrinolitik yang terdapat di cacing tanah atau EFE masuk ke dalam klasifikasi enzim serin protease. Sebagai obat tradisional, enzim fibrinolitik cacing tanah berfungsi dalam menangani penyumbatan darah, terutama pada penyakit stroke. 

Pada cacing, protease diekspresikan dan disintesis dalam sel epitel dan terutama terlokalisasi di crop dan gizzard, terutama di daerah pencernaan anterior yang ditunjukan pada ilustasi 1. Pada wilayah ini, protease diduga berkontribusi untuk mencerna protein dan peptida dalam makanan.

Ilustrasi 2. Boluoke, obat komersial ekstrak cacing tanah (https://healthfoods.asia/)
Ilustrasi 2. Boluoke, obat komersial ekstrak cacing tanah (https://healthfoods.asia/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun