Tak kurasa ternyata saat ini telah kujejakkan kaki di bulan keramat.
Ya, tak kurasa, karena tak ada perubahan apa-apa di kampungku, sama seperti hari-hari sebelum ini. Kecuali, ketenangan menjalankan perintah suci di bulan suci Ramadhan.
Kecuali di tiga tahun terakhir, di tahun-tahun lalu Agustus adalah bulan bergeliat. Ada lomba gerak jalan dan geliat kegiatan yang lain. Padahal biasanya kami kreatif, misalnya, akan menyelaraskan gaung Ramadhan dan gaung kemerdekaan. Ah, jangan-jangan ini memang hukum keseimbangan alam. Hiruk pikuk para petinggi negeri memang harus diimbangi dengan ketenangan wong-wong cilik di pelosok kampung, setidaknya di kampungku.
Jangan-jangan, gaung kemerdekaan dah tak terdengar lagi ya??? Jangan-jangan, memang benar ya bahwa negeri ini memang lebih suka dijajah ya? Iya ya? Ahhhhhh........ bukan itu ahhhhh......
Setidaknya di kampung hatiku tetap menggaung.... mer.....de.....ka.....
Wewewewewwwweeeee........ aku ngelamun ta?
Kembali sepi..................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H