Mohon tunggu...
Shinta Dewi
Shinta Dewi Mohon Tunggu... Guru - Mencari ilmu

Pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Bijak dalam Menggunakan Media Sosial

11 April 2020   13:13 Diperbarui: 11 April 2020   13:31 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Media sosial adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan kehadiran media sosial seperti sekarang ini, sebagai media komunikasi modern telah membuat dunia menjadi semakin mudah digenggam.

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, media sosial adalah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content.

Kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media sosial telah merubah cara berkomunikasi masyarakat dari cara yang masih konvensional menjadi modern dan serba digital. Dengan adanya media sosial, komunikasi menjadi lebih mudah dan cepat serta lebih transparan dalam menyampaikan informasi.

Pesatnya perkembangan media sosial masa kini disebabkan oleh semua orang yang merasa seperti bisa "memiliki" media sendiri.  Seorang pengguna bisa mengakses media sosial dengan fasilitas jaringan internet yang lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal, dan bisa dilakukan sendiri. Bahkan media sosial sudah merambah sampai ke pelosok desa.

 Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, dan memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan lain sebagainya. Dengan media sosial, manusia bisa saling membagi ide, berkreatifitas tanpa batas, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,  dan membangun sebuah komunitas.  

Apabila kita dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dan lain-lain. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh media sosial, akan menyebabkan kecanduan, sulit bergaul, suka menyendiri, suka marah-marah, dan lain sebagainya.

Media sosial menyatukan manusia untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi tanpa batasan ruang maupun waktu di manapun mereka berada dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka.

Perkembangan media sosial sungguh pesat, bisa dilihat dari banyaknya jumlah anggota yang dimiliki masing-masing .  Berdasarkan situs statisca.com, pengguna media sosial terbanyak adalah facebook.  Jumlah itu naik 20 juta pengguna dibanding hasil riset pada 2018. Masih sama seperti tahun lalu, Facebook menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digemari di Indonesia, dengan penetrasi 81 persen, meski diterpa skandal keamanan setahun belakangan.instagram menjadi media sosial terpopuler kedua di Indonesia, dengan penetrasi 80%.  Khusus untuk media sosial, lima besar di Indonesia diduduki oleh Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, dan LinkedIn.Popularitas Facebook sebagai media sosial hanya bisa dikalahkan oleh platform streaming video YouTube dan aplikasi pesan instan yang dinaunginya, yakni WhatsApp. Youtube di Indonesia memiliki penetrasi 88%. sementara WhatsApp dengan penetrasi 83%. 


Indonesia sendiri menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan pengguna Facebook terbesar di dunia, dengan jumlah 130 juta pengguna aktif bulanan.
Media sosial mempunyai karakter yang tidak dimiliki media konvensional yaitu tidak memiliki pembatasan, tanpa kontrol, bisa lebih cepat, mudah diakses dan bisa berinteraksi langsung dengan khalayak. Sedangkan media konvensional, kendati memiliki kebebasan pers, harus memperhatikan berbagai keterbatasan seperti penyaringan berita, kode etik dan regulasi, serta bertanggung jawab.  


 Dalam berbagai peristiwa politik, media sosial telah dimanfaatkan untuk meraih kemenangan. Contohnya adalah pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2016. Dimana kemenangan Donald Trump disiarkan melalui media sosial. Sejumlah penelitian menemukan berita palsu (fake news) yang disiarkan di media sosial menjelang pemiliham presiden. Sebagian besar warga Amerika yang punya hak pilih membaca beritanya di media sosial. Fake news tersebut sebagian besar mendukung Trump daripada Hillary Clinton.
Dalam pembentukan opini publik, media sosial hendaknya berjalan seiring dengan media konvensional. Karena tujuannya sama, yakni demi kepentingan umum, pengguna media sosial wajib melakukan klarifikasi demi kebenaran informasi yang diperolehnya yang akan disebarkan agar tidak terjadi keraguan.


Di masyarakat kita masih gampang terprovokasi dengan adanya berita palsu dan menelannya mentah-mentah. Agar kita tidak terpancing dengan berita palsu, kita harus mencari terlebih dahulu kebenaran berita tersebut. Jangan langsung disebarluaskan. Contohnya melalui google, media massa, atau sumber yang bisa dipercaya. Oleh karena itu, kita harus mencari sumber kebenarannya terlebih dahulu.
Selain itu, perlu penyadaran bagi para pengguna media sosial untuk menyebarluaskan informasi yang positif yang bermanfaat bagi kepentingan umum. Sebagai penyelenggara media sosial, mereka memiliki tanggung jawab untuk memenuhi hak publik untuk mengetahui dengan memberikan aneka ragam informasi yang mengedukasi, mencerahkan, memberdayakan, serta menumbuhkan cinta kepada Tanah Air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun