Beberapa saat yang lalu, saya baca sebuah tautan di beranda pesbuk saya tentang pidio seorang ustadz yang marah-marah di You Tube. Langsung saja saya klik tautan tersebut. (Jika anda ingin nonton pidionya, ketik saja "Ustadz Hariri Ngsmuk").
Di pidio yang berdurasi 3 menit tersebut, tampak seorang ustadz berjubah putih sedang marah-marah pada seorang lelaki berjaket kulit hitam. Sepertinya dalam sebuah acara pengajian. Dari keterangan pidio itu, saya jadi tahu bahwa ustadz itu bernama Ustadz Hariri dan lelaki yang dimarahinya adalah seorang operator sound-system.
Saya tak begitu faham percakapan mereka, karena suaranya kurang jelas dan nampaknya mereka berbahasa Sunda. Tapi,melihat gelagat si operator yang menunduk di depan ustadz yang ngomel-ngomel, memang kelihatan jika dia punya salah. Bahkan, terdengar suara beberapa jama'ah yang menertawakan "kesalahan" lelaki itu.
Sang ustadz terus saja ngomel dan menyodorkan kakinya, menyuruh operator itu menciumnya. Tak sampai disitu, adegan berlanjut hingga ustadz mengajak salaman si operator, namun saat dia cium tangan ustadz tersebut, tiba-tiba sang ustadz menginjak tengkuk si operator dengan lututnya. Beberapa jamaah yang kagetpun berteriak dan beristighfar.
Dari komentar-komentar yang diajukan teman saya, saya jadi tahu juga bahwa Ustadz Hariri terkenal sebagai ustadz yang "memburu hantu" di sebuah stasiun televisi swasta.
Lepas dari kesalahan yang diperbuat operator sound-system tersebut,saya sangat menyayangkan perbuatan Ustadz Hariri. Bahkan, saat menonton pidionya perasaan saya campur aduk antara kaget, heran dan geregeten. Tak sepantasnya perbuatan itu dilakukan, apalagi di samping ustadz Hariri, di atas panggung juga, duduk berjejer beberapa anak kecil yang kira-kira berusia antara 5-6 tahun… yang terbengong-bengong tak faham dan mungkin juga ketakutan.
Sungguh,demikian tragisnyakah perilaku masyarakat kita kini? Seseorang yang layaknya jadi panutan malah mempertunjukkan sesuatu yang sangat memalukan dan merendahkan harkat sesamanya.
Pantaskah yang demikian dipanggil ustadz? Ustadz Dajjal saja,nggih..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H