Riuh kota bingar di tengara musim musim bunting. isi kepala riuh berlesatan di antara kemacetan jalan-jalan protokol. puisi puisi silap di balik nota dan tumpukan progress report bilik bilik usaha.
Suara emas gemerincing di beberapa sudut, bersamaan dengan suara jerit sayat di lipatan tanah yang lainnya. kota telah menjelma meja judi yang besar... puisi puisi ketlingsut di tumpukan chip coin dan kartu, terhimpit di belahan payudara hostes dan pramuria ...
Wajah mereka tampak mulai letih di suatu malam dan menangis batin dalam dengus nafas lelaki yang melepas lelah. senyumnya bagai boneka malam yang ringkih. jiwanya terlampau mabuk.. dan puisi tak sempat menampung air matanya..
Dan remaja remaja... sore itu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H