(Firefly Dance oleh Marc R. Hanson. Ilustrasi: Blogspot)
"untukmu, sepertiga malam."
Di sepertiga malam, yang tersisa adalah keheningan. Saat penghuni alam terlelap dalam buaian malam, terdengar panggilan jiwa yang melanglang buana sekian lama. Semakin aku larut di dalamnya, semakin aku berharap tiada apapun lagi yang kuinginkan, selain mendamaikan diri yang lama terlumuri dosa bercampur nista.
Di sepertiga malam, aku bukanlah milikku seorang lagi. Izinkanlah aku bermunajat pada sumber segala kehidupan. Yang tiada pernah tidur dan tiada pernah mati. Biarkanlah keletihan raga ini kutukar dengan ketentraman jiwa yang Kau hadirkan, bersama jejak-jejak keangkuhanku sebagai insan yang masih tersisa. Dan aku merelakan tetesan air mata jatuh membasahi hingga menyentuh dasar kalbu, sesaat sebelum kau menghilang digantikan sang fajar yang akan menyapa kembali dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H