Mohon tunggu...
Daniel Simanullang
Daniel Simanullang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lucid Dreamer/ Tarot Reader/ Pengamat Sepakbola/ Pecinta Sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dengan Atau Tanpa Dirinya Aku Akan Menantang Matahari

22 Agustus 2014   08:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sakit hati adalah sebuah siklus yang harus dijalani mahluk hidup. Semua perlu merasakan sakit hati supaya bisa belajar dan memahami bahwa tidak semua orang-orang atau sosok yang di sekitar kita itu sama seperti yang kita pikirkan. Aku ceritakan kepadamu mengenai seorang pria yang begitu frustasi setelah dia ditinggalkan oleh gadis impiannya. Dia begitu kehilangan jati diri, seolah olah dia lahir kedunia ini bersama dengan pujaannya tersebut. Setiap manusia datang sendirian ke dunia fana, adanya pasangan adalah nilai tambah bahwa manusia membutuhkan orang lain untuk menjalani apa yang ada di dunia ini. Ketika wanita impian atau sosok impian itu pergi, kita harus melihat bahwa kepergiannya bukanlah tembok yang membuat kita berhenti untuk menggapai  harapan dalam hidup ini. Kala ia pergi, kamu harus menjalani apa anugerah paling berharga dalam hidup ini yaitu HIDUP. Saat ia datang kepada kehidupanmu maka kamu pun harus menjalani HIDUP ini. Saat ia telah pergi, kamu pun harus HIDUP. Hal yang paling berharaga adalah HIDUP, bukan ia yang meninggalkanmu.

" Garuda,begitu indah tatanan dan nilai kebajikan yang kamu sampaikan mengenai kalimat itu, sungguh masyur dirimu dan tidak salah para dewa bergidik ketika kamu merentangkan sayap karena rentangan sayap dan pekikanmu adalah rauangan perjuangan tentang hidup dan harapan."

" Sobatku, ingatlah, kamu datang ke dunia ini sendirian dari rahim sang bunda untuk menantang matahari, percayalah jika kamu dikalahkan matahari karena kamu memperjuangkan hidup meskipun itu sendirian, nama dan jiwamu akan selalu dikenang dalam bingkai waktu dan tiupan doa-doa."

(Journey to dream World)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun