Benar saja, setelah duduk dibelakang, rasanya tak layak kami menjadi penumpang BUS ini, 3 kursi untuk 4 orang ditambah satu bayi. Ah.. luar biasa, didepanku ada motor juga yang dinaikkan diatas BUS. BUS mulai bergerak, melaju masuk kapal ferry. Air menetes dari kap bus, awalnya aku anggap biasa, mungkin saja itu tetesan AC, apalagi diluar masih gerimis. Namun ternyata, airnya makin deras bak cipratan pancuran. AllahuAkbar, Aku minta pindah tempat tapi petugas tidak membolehkan. Ya akhirnya kami semua basah kuyup didalam BUS, kami bergantian menjaga bayiku agar tidak basah. Barang bawaaan basah semua, tas, kardus basah semua. Ini harus kami jalani sampai 5 jam perjalanan ke padang bai sebelum menyeberang ke pelabuhan lembar, lombok.
Sesampai Padang Bai, aku dan keluarga turun dari BUS dan istirahat di kapal, suasana panas di kapal ternyata mampu mengeringkan baju dan celanaku, Alhamdulillah. Setelah 5 jam di atas laut, akhirnya sampai juga Pulau Lombok, Aku tidak mau lagi naik BUS, keluarga aku suruh langsung turun ke pelabuhan dan barang barang aku turunkan, walau sebenarnya masih ada satu jam perjalanan lagi menuju mataran dengan BUS ini. Ku kontak keluarga agar menjemput langsung di pelabuhan karena kami semua sudah payah, apalagi anakku sempat muntah di kapal.
Perjalanan melelahkan…
bersambung
Bersabar, Kekuatan Tersembunyiku (3-habis)
Tulisan sebelumnya:
Bersabar, Kekuatan Tersembunyiku (1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H