Mohon tunggu...
Lizza Syita
Lizza Syita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Saya merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. menempuh pendidikan S1 di Program Studi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Dagang AS-Tiongkok sebagai Bentuk Gambaran Merkantilisme

7 Maret 2024   16:00 Diperbarui: 7 Maret 2024   16:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tiongkok merupakan negara yang berhasil mengejar status negara dengan kekuatan terbesar di dunia. Tiongkok telah menduduki status ini beberapa dekade terakhir dan berhasil menggeser Amerika Serikat. Kerja keras Tiongkok dalam merebut status kekuatan ekonomi terbesar di dunia menjadi satu fenomena yang sangat disorot dalam sejarah perekonomian dunia. Tiongkok melakukan usaha tersebut dengan memperluas pengaruhnya di pasar global. Sehingga, ia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengambil keuntungan ekonomi di dalamnya.

Ketika memasuki era kepemimpinan Deng Xiaoping padatahun 1978, Tiongkok telah merencanakan banyak hal untuk merealisasikan tujuan perekonomiannya. Tiongkok menyusun sistem reformasi yang pada akirnya terlahir kebijakan "Revolusi Ekonomi". Revolusi ekonomi inilah yang menuntun adanya keterbukaan ekonomi kepada investor asing dan mulai mempromosikan elemen pasar ke sistem ekonomi yang terpusat. Dengan adanya revolusi ekonomi ini, masyarakat Tiongkok yang  berada di pedasaan mendaptkan dampak yang positif. Karena, dengan adanya liberalisasi pertanian, mengizinkan pertanian swasta dan pemilihan tanaman berdasarkan keuntungan. Hal ini mendorong pertumbuhan produktivitas dan pengurangan kemiskinan di pedesaan.

Tiongkok melakukan proses evolusinya secara bertahap. Setelah menggiring masyarakat pedesaan menjadi lebih bak, Tiongkok mulai mengoprasikan pada sektor manufaktur. Tiongkok yang merupakan negara yang unggul dalam sektor manufaktur, tentu akan memanfaatkannya pada momen revolusi ekonomi ini. Tiongkok juga mulai memperkuat sektor manufaktur dengan perluasan jangkauan. Tiongkok memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dalam produksi manufaktur dengan biaya rendah dan meningkatkan ekspor barang-barang manufaktur.

Usaha Tiongkok tetap berlanjut hingga memasuki era globalisasi. Dengan adanya era globalisasi yang yang sangat luas, Tiongkok juga mengambil tindakan pada fenomena ini untuk tetap konsisten dalam memperahankan status perekonomiannya. Tiongkok melakukan integrasi global sebagai aset penting untuk memperluas pengaruhnya. Dengan memanfaatkan fenomena globalisasi ini, Tiongkok terus mempromosikan pasarnya untuk mendapatkan investor asing. Selain itu, Tiongkok meningkatkan ekspor nya secara langsung. Tiongkok juga memutuskan untuk bergabung dengan organisasi perdagangan dunia (WTO) pada tahun 2001 untuk memperkuat proses integrasi globalnya. Dengan adanya investor asing dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan multinasional dan peran aktif dalam organisasi perdangan dunia, Tiongkok telah mencapai proses pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.

Namun, seiring proses Tiongkok dalam memperkuat sistem perekonomianya, terdapat Amerika Serikat yang tenah terancam akan status kekuatan perekonomiannya. Karena, dengan adanya kemajuan perekonomian Tiongkok, Amerika khawatir akan adanya dampak negatif terhadap keadaan perekonomian di negaranya. Amerika merasakan adanya ancaman terhadap kepentingan ekonomi dan pertahanan keamanan nasionalnya. Tidak heran, ketika Amerika memiliki rasa was - was terhadap kemjauan sektor perekonomian Tiongkok. Karena, dengan adanya kekuatan ekonomi, maka akan menunjang kekuatan pula pada superstruktur. Dalam hal ini, Amerika menganggap bahwa terdapat ketidakadilan ekonomi dalam praktik perdagangan. Beberapa hal tersebut, seperti manipulasi mata uang, subsidi yang merugikan, dan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Namun, beberapa isu tersebut masih menjadi kontroversial di dunia perdagangan.

Dengan keikutsertaan Amerika dalam kompor isu -- isu kontroversial sistem perekonomian Tiongkok, Amerika juga telah merencanakan beberapa langkah sebagai bentuk respon dan kewaspadaan terhadap kondisi perekonomian negaranya. Amerika mulai menerapakan tarif tambahan terhadap sejumlah besar barang impor dari Tiongkok. Hal ini di terapkan agar Amerika dapat tetap memperkuat posisi dalam perundingan AS -- Tiongkok dalam mencapai kesepakatan perdagangan. Selain itu, Amerika mengambil langkah untuk membatasi investasi Tiongkok di sektor -- sektor yang terbilang krusial, seperti sektor teknologi, infrastruktur, dan energi. Langkah ini dilakukan Amerika agar sistem keamanan nasionalya tetap aman dan membatasi transfer teknologi dari Tiongkok yang merupakan komoditas bernilai tinggi dan sensitif bagi Tiongkok. Terlepas dari hal itu, Amerika juga berusaha untuk melakukan negoisasi perdagangan. Amerika berusaha melakukan dialog dengan Tiongkok untuk menciptakan penyelesaian ketegangan perdagangan dan mencapai keuntungan kedua belah pihak. Namun, hingga saat ini dialog negoisasi antara Amerika dengan Tiongkok ini belum menghasilkan kesepakatan yang substansial yang dicapai antara dua negara ini.

Tidak hanya melakukan tiga hal tersebut, Amerika terus mencari cara agar kepentingan nasionalnya tidak terancam. Amerika mengambil tindakan lobi di tingkat internasonal pula. Amerika menggalang dukungan negara -- negara lai untuk menumpas isu -- isu ketidakadilan perdagangan yang dilakukan oleh Tiongkok. Amerika mengangkat kasus ini kedalam forum organisasi internasional (WTO). Amerika berhasil memenangkan kasus WTO terkait subsidi tidak adil yang dilakukan Tiongkok pada 2007. Dengan usaha tersebut, bisa menjadi strategi yang lebih luas untuk menekan Tiongkok secara bilateral. Amerika juga telah melakukan investagasi menyeluruh terhadap dugaan -- dugaan pelanggaran dan ketidakadilan perdagangan yang dilakukan Tiongkok. Beberapa perusahaan Tiongkok yang terlibat juga diberatkan dengan tindakan hukum untuk menyelesaikannya.

Ketegangan dan perselisihan antara dua negara tersebut menjadi dampak tidak baik bagi stabilitas perdagangan internasional. isu yang terjadi akibat Amerika dengan Tiongkok sangat signifikan dan dapat dirasakan di berbagai negara. Dampak ekonomi yang telah terjadi adalah penurunan pertumbuhan ekonomi global. Yang mana ketegangan yang telah terjadi anatara Amerika dengan Tiongkok menyebabkan para investor asing bimbang dan menurunkan kepercayaannya untuk melakukan investasi di pasar global. Sehingga stabilitas pertumbuhan ekonomi global mengalami degredasi hampir secara keseluruhan. Selain itu, Amerika dan Tiongkok merupakan dua negara pemeran utama dalam rantai perdagangan global. Dua negara tersebut merupakan pemasok komoditas -- komoditas kritis yang menunjang kemajuan tiap negara. sehingga, ketika kedua negara tersebut mengalami ketegangan, produksi komoditas akan terganggu dan tentu menyebabkan kelangkaan komoditas di pasar global. Selain dampak ekonomi, ketegangan antara Amerika dengan Tingkok juga menghambat proses diplomatik dan aliansi internasional. Adanya Retorika keras dan tindakan protes dapat memperburuk ketegangan politik dan menghambat upaya kerja sama dalam masalah lain, seperti keamanan regional dan isu-isu global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun