Mohon tunggu...
Yusuf MukhtikoFauzi
Yusuf MukhtikoFauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Mahasiswa Biologi IPB angkatan 57

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN-T IPB membuat Nugget Talas sebagai Makanan Pendamping Anak untuk Penanganan Stunting

13 Juli 2023   17:17 Diperbarui: 14 Juli 2023   16:58 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danasari, Kabupaten Tegal (04/07/2023)-Stunting merupakan keterlambatan pertumbuhan pada balita yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup sehingga dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan otak, pertumbuhan fisik, dan metabolisme pada balita. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tingkat stunting di Indonesia mencapai hingga 21,6% pada tahun 2022 (Rokom, 2023). Bupati Tegal Umi Azizah, menyampaikan angka prevalensi stunting di Kabupaten Tegal sendiri mencapai hingga 22,3% pada tahun 2022 (Kartika, 2023). 

Pemetaan data stunting dilakukan melalui web sigiziterpadu.kemkes.go.id oleh kementrian kesehatan yang bersinergi dengan posyandu setempat. Tercatat ada 42 balita stunting di Desa Danasari, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Cukup tingginya angka stunting menunjukkan kurangnya penerapan pola makan dengan gizi yang seimbang oleh masyarakat desa, terutama pada balita. Menjawab permasalahan ini, mahasiswa KKN-T IPB bersama Kader Kesehatan Desa Danasari membuat produk Nugget Ceria dengan memanfaatkan komoditas lokal yaitu Talas Pratama.

Dokpri
Dokpri
Kegiatan sosialisasi terkait stunting dilakukan dengan pembagian nugget talas beserta poster yang berisi informasi mengenai nilai gizi, cara pembuatan dan manfaat talas kepada masyarakat yang memiliki anak penderita stunting. Talas yang sudah diolah dipadukan dengan daging ayam dan dicampur bersama bahan yang lain, lalu dibentuk sesuai selera. Produk inovasi nugget talas ayam dapat dijadikan sumber protein yang kaya akan serat serta vitamin yang dapat menanggulangi stunting pada balita. Setiap anak akan mendapatkan tiga nugget, yang dikreasikan menggunakan stik kayu untuk mempermudah dan menarik perhatian anak.

Dokpri
Dokpri
Pemanfaatan talas sebagai bahan dasar pembuatan nugget dilatarbelakangi oleh program baru desa yaitu program penanaman talas. Program ini sudah berjalan kurang lebih selama empat bulan, dengan memberdayakan ibu-ibu dari kelompok Dasa Wisma dalam proses pemupukan, penanaman, dan panen. Namun, sampai saat ini hasil panen masih dijual dalam bentuk mentah (raw material). Maka dari itu, inovasi nugget ini juga diharapkan dapat menjadi ide produk untuk dikembangkan oleh UMKM setempat. Sehingga, talas hasil panen memiliki nilai tambah ekonomi.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
Kegiatan sosialisasi ini disambut antusias oleh warga, karena memanfaatkan bahan baku lokal yang terbilang mudah didapat di Desa Danasari. Para ibu yang menerima produk nugget, sebagian dari mereka tertarik untuk membuat olahan nugget talas. Pemilihan nugget menjadi produk olahan juga mempertimbangkan preferensi anak yang menyukai makanan cepat saji. 

Dengan adanya sosialisasi produk olahan nugget talas yang dilakukan mahasiswa KKN-T IPB, diharapkan masyarakat dapat membuat nugget talas secara mandiri sekaligus meningkatkan kepedulian mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang cukup pada anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun