Jujur, setiap mata terpejam, berharap mendapatkan mimpi yang indah. Entah itu mendadak jadi orang kaya raya, kemudian bisa hidup senang tanpa memikirkan hutang ataupun pengeluaran hidup. Atau tiba-tiba para milyader itu berbaik hati kepada saya, sekedar memberikan modal kepada saya, 100 juta mungkin? saya rasa uang segitu buat mereka si milyader, yang sudah membagi2 kaplingan tanah kepada banyak atlet, tidak ada artinya.
Bayangkan, seratus juga buat mereka tidak ada artinya. Tetapi buat saya sangat berarti! Seratus juga, bisa buat saya membayar hutang2 orang tua saja, yah separuh lah...paling tidak bikin napas saya dan orang tua saya sedikit lebih lega.
Kemudian masih bisa dipakai untuk saya jualan, nambah2 supaya tidak tekor tiap tengah bulan. Ditabung deh dikit2...nabung untuk sekolah anak-anak...
Eh, ternyata 100 juta itu kurang ya? hehehehe
Maka terbangunlah saya, sadar bahwa realitanya, saya masih orang yang sama. Yang susah terpejam karena banyak berkhayal menjadi orang yang mendadak banyak uang dan membereskan masalah keuangan saya dan orang tua saya.
Yang bangun dalam keadaan takut karena pagi ini masih dikejar-kejar hutang dan bingung bagaimana membayarnya, sedang jatah satu bulan dari suami tetap.
Yang bangun dalam keadaan bingung, bagaimana makan anak-anak dan orang rumah. Setiap hari dimasakin tempe, tahu dan pindang? Kadang disayur asem, besok digoreng sambel, lusanya dibotok...intinya tetap 3 bahan pokok itu. Gimana dengan pertumbuhan anak-anak? Masak aku nekad membelikan anak-anak protein hewani tapi orang rumah lainnya tidak kuberi?
Yang bangun dalam keadaan bersedih, karena memikirkan gimana caranya bisa selesai dari segala masalah ekonomi ini.
Judulnya...Hidupku ini susah!
Maka, aku ingin berkhayal....paling tidak menghibur diriku yang selalu merasa susah.
Aku suka menulis, sampai sekarang pun berharap, tulisanku laku dan jadi best seller, kemudian dilirik sutradara ngetop buat dijadiin film itu bukuku. Kemudian aku dapat duit banyak dari royalti bukuku itu, juga dari pengerjaan film itu.