Mohon tunggu...
Nur Halizah
Nur Halizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PIAUD 2021 UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perilaku Prososial Anak

13 Desember 2022   08:59 Diperbarui: 14 Desember 2022   20:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keberadaan anak sebagai makhluk individu dan sosial berarti bahwa anak adalah makhluk yang unik, yang merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai manifestasi dirinya dan makhluk sosial sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial akan menampilkan perilaku tertentu dan akan terjadi peristiwa pengaruh dan pengaruh antara satu individu dengan individu lainnya. Akibat dari peristiwa yang saling mempengaruhi tersebut, muncul peristiwa sosial tertentu yang akan mewarnai pola interaksi perilaku setiap individu. Perilaku sosial individu akan ditampilkan ketika anak berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Santrock Teman sebaya (peers) adalah anak-anak yang usia dan tingkat kematangannya kurang lebih sama. Interaksi teman sebaya pada usia yang sama memainkan peran unik dalam budaya kita. Dari kelompok sebaya mereka, anak-anak menerima umpan balik tentang kemampuan mereka dan belajar tentang dunia di luar keluarga mereka. 

Jika anak dapat berinteraksi dengan teman seusianya atau teman sebayanya, teman sebaya dapat memberikan bantuan kepada anak yang sebelumnya merasa takut dan tidak dapat melakukan suatu kegiatan menjadi percaya diri dan kuat sehingga mereka akan dapat melakukannya karena bantuan seperti dukungan dari teman sebayanya. teman sebaya. 

Dengan adanya teman sebaya, anak akan belajar bersama anggota lainnya untuk mencapai tujuan dan nilai kerjasama tim. Untuk bertahan hidup dalam kelompok, anak juga akan mengubah penampilannya. Dan cara anak berperilaku akan sama seperti di kelompok. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilalui bersama dan tujuan dalam kelompok yang mereka lakukan secara bersama menjadikan gaya berpakaian, cara berpikir dan tingkah laku anak sama dengan anggota kelompok lainnya.

Beberapa anak mungkin memiliki kepribadian yang berbeda saat melakukan interaksi sosial, berikut beberapa tipe anak saat berinteraksi sosial: 

Karakter anak populer, yaitu anak yang ramah kepada teman sebayanya ketika ia sedang berinteraksi dengan temannya sehingga anak tersebut di sukai oleh banyak temannya.

  • Anak Biasa

Kepribadian anak biasa, yaitu anak yang percaya bahwa semua yang dia lakukan atau katakan adalah normal atau biasa-biasa saja.

  • Anak Terabaikan

Kepribadian anak yang terabaikan yaitu anak yang tidak pernah takut atau gentar untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang dipikirkannya.Ketika anak  ini berinteraksi dengan teman sebayanya,maka anak akan merasa asing dan tidak dianggap karena tidak terbiasa berinteraksi dengan teman-temannya.

  • Anak yang ditolak

Anak yang ditolak adalah anak yang tidak diterima sebagai teman sebaya oleh temannya, dan ini mungkin karena perbedaan di antara mereka atau alasan lain.

  • Anak yang prokontra

Kepribadian anak yang prokontra adalah anak yang ketika berinteraksi dengan teman sebayanya selalu ada perbedaan penyampaian agar temannya cocok dalam berteman sesuai dengan kepantasan pendapatnya. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menanamkan pengertian satu sama lain di antara anak-anak dan teman sebayanya, baik dari segi sifat, kepribadian, maupun gaya dalam berinteraksi tanpa membeda-bedakan.


Interaksi teman sebaya memainkan peran besar dalam proses perkembangan anak usia dini. Apalagi pengalaman sosial awal anak akan dimulai dari hubungan sosialnya dengan lingkungan, baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua darinya. Interaksi teman sebaya ini dapat mengarah pada terapi dan tindakan yang dilakukan anak-anak melalui pengalaman yang dirasakan, baik dari motivasi maupun peniruan. Mencapai perilaku sosial anak sesuai dengan tingkatan usianya. Terdapat sembilan capaian perilaku sosial positif anak yaitu bermain dengan teman sebaya, mengetahui perasaan teman dan merespon dengan tepat, berbagi dengan orang lain, menghargai hak/pendapat orang lain, menggunakan cara-cara yang diterima masyarakat dalam menyelesaikan masalah, bekerja sama dengan teman, bersikap toleran, dan mengungkapkan perasaan tergantung pada keadaan, pengetahuan tentang sopan santun dan kesopanan. Peran interaksi teman sebaya dalam mengembangkan perilaku prososial anak, yaitu:

  • Peran sebagai motovasi

Dalam mengembangkan perilaku prososial anak dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah karena adanya dorongan dari luar anak, seperti menyampaikan pesan moral, cerita, dll yang membangun pemahaman anak tentang perilaku sosial yang positif. Peran interaksi teman sebaya adalah untuk memotivasi anak untuk mempraktikkan perilaku jujur, bermartabat, dan berempati

  • Peran sebagai imitasi

Dalam peran ini sangat terlihat peran dalam interaksi teman sebaya, anak tidak memilih perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang tidak baik. Apapun yang dilihat anak, anak akan melihat teman-temannya sebagai cermin. Mereka dapat menyerap semua tingkah laku, perkataan, dan kebiasaan teman, orang tua, dan lingkungannya. Peran interaksi teman sebaya sebagai tradisi mendasari partisipasi, pendampingan dan kerjasama anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun