Masa pandemi yang baru saja berlalu, ternyata tidak serta-merta membebaskan anak-anak dari ketergantungan akan gawai. Gawai, yang hampir selama dua tahun menjadi perangkat wajib untuk belajar, tidak hanya membuat anak hanya bisa membuat anak menjadi pintar, namun juga piawai membuat anak-anak menjadi lalai dan terbuai. Tidak hanya games yang membuat anak-anak lupa diri, melainkan juga bahaya pornografi yang terus mengintai.
Celakanya, konten-konten berbau pornografi ini bisa muncul di sembarang tempat. Saya sering mendapati iklan atau konten bermuatan pornografi saat mencari informasi yang saya butuhkan, padahal saat itu saya tengah membaca berita yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Jika saya bisa langsung mengabaikan iklan tersebut, bagaimana dengan anak-anak yang penuh rasa ingin tahu? Padahal kita tentu mafhum akan besarnya bahaya pornografi yang mengancam anak-anak kita.
Kemkominfo melalui penyedia jasa internet (ISP) memerintahkan untuk melakukan pemblokiran terhadap situs-situs pornografi. Di satu sisi pemblokiran ini amat melegakan hati orang tua, namun di sisi lain, pemblokiran ini juga berdampak pada akses internet yang lemot. Seperti yang dituturkan ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet, Roy Rahajasa Yamin, pemblokiran ini akan berdampak pada koneksi internet pelanggan.
"Efeknya tentu koneksi akan memberatkan pelanggan karena trafik menjadi penuh," tegas Roy, seperti yang diungkapkan kepada okezone, Rabu (11/8/2010).
Sebagai pengguna aktif internet, kita tentunya tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah untuk mengendalikan merebaknya situs-situs pornografi. Selain keberadaan situs-situs tersebut begitu marak, juga karena dampaknya yang membuat koneksi internet menjadi lemot. Dua sisi yang bertentangan kan?
Salah satu langkah yang bisa kita lakukan secara mandiri  adalah melindungi anak dari bahaya pornografi. Langkah-langkah berikut barangkali bisa membantu menghindarkan anak dari bahaya pornografi.
1. Dampingi anak saat berinternet Â
Jangan lepaskan anak-anak, terutama usia SD, saat menggunakan gawai. Dampingi dan ajarkan anak bagaimana mencari informasi yang baik. Termasuk mengabaikan informasi yang tidak berguna. Kehadiran kita akan membuat anak berpikir panjang sebelum berani mencoba-coba mengklik iklan atau konten yang bermuatan pornografi.
2. Bersikap kepo terhadap anak
Ada kalanya kita tidak bisa mendampingi anak saat berinternet, apalagi jika di rumah tersedia wifi yang murmer, seperti IndiHome, yang bisa diakses selama 24 jam. Namun kita bisa tetap mengawasi anak lho, Â misalnya, Â dengan nada santai menanyakan aktivitas yang dilakukannya sepanjang hari. Atau bertanya tentang informasi apa saja yang mereka dapatkan saat berinternet. Hal lain dari sikap kepo kita, bisa saja dengan membuka gawai anak (pastikan anak tidak mengunci gawainya), baik dengan sepengetahuan atau tanpa sepengetahuan anak.
3. Jelaskan bahaya pornografi bagi masa depan mereka