08/01/2023. Potensi desa merupakan daya, kekuatan, kesanggupan dan  kemampuan yang dimiliki sang suatu desa yang memiliki kemungkinan untuk dapat dikembangkan pada rangka menaikkan kesejahteraan warga. Dalam garis besarnya potensi desa dibedakan menjadi 2. Pertama adalah potensi fisik seperti tanah, air, iklim, lingkungan geografis, hewan ternak, serta asal daya insan. Kedua, artinya potensi non-fisik yang berupa rakyat menggunakan corak dan  interaksinya, lembaga sosial, instansi pendidikan, dan  organisasi sosial desa, dan  aparatur serta  pamong desa.
Lalu dengan adanya potensi desa mari merujuk pada suatu desa, yaitu desa Kucur yang merupakan desa yang terletak di kecamatan Dau, kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki 7 dusun yakni, Sumber bendo, Godehan, Ketohan, Klaseman, Klampok, Krajan, Turi. Desa Kucur sendiri banyak memiliki potensi alam misalnya tanah yang subur serta airnya yang bersih. Dengan adanya potensi kesuburan tanah tersebut masyarakat desa Kucur mengolahnya dengan baik untuk menanam kopi, jeruk serta tumbuhan lainnya.
Dengan banyaknya potensi ekonomi yang terdapat di desa Kucur tersebut oleh karenanya KKM kelompok 1 UIN Malang memutuskan memilih desa ini untuk menjadi tujuan Kuliah Kerja Mahasiswa UIN Malang tahun 2023.
Pada tanggal 8 Januari 2023 kelompok KKM 001 UIN Malang memutuskan untuk mengeksplorasi sektor perekonomian di desa Kucur, terkhususnya adalah sektor peternakan. Peserta KKM kelompok 001 UIN Malang mengunjungi salah satu peternakan sapi milik warga desa Kucur untuk menjadi acuan penelitian mengenai proses serta progress peternakan di Desa Kucur.
Peserta KKM kelompok 001 UIN Malang mengunjungi peternakan pribadi milik 'Mas Antok' yang terletak di Dusun Klaseman, Desa Kucur. Mas Antok menggeluti bisnis jual beli sapi ini pada 5 tahun yang lalu. Peternakan ini menjadi acuan penelitian sektor perekonomian bidang peternakan kelompok KKM 001 UIN Malang. Hasil dari penelitian dengan wawancara kepada penjaga peternakan tersebut memaparkan bahwa peternakan tersebut didirikan bukan sebagai peternakan budidaya sapi namun lebih kepada peternakan jual beli sapi potong.
Sapi-sapi yang berada dalam peternakan tersebut berasal dari jenis sapi Brahman, Lemosin, Semental, dan Pegon. Dengan ciri-ciri sapi Brahman memiliki punuk di kepala dan punuk yang terletak juga di pundak, lalu sapi Lemosin dengan kepalanya yang memiliki cekungan. Dikatakan juga oleh penjaga peternakannya juga bahwa terkadang sapi-sapi tersebut juga dapat stress yang dikarenakan oleh pergantian makanan atau lamanya perjalanan ketika biasanya diangkut dengan mobil pick up.
Untuk makanan sendiri sapi-sapi tersebut biasanya diberi makan dengan odot, kelonjo (rumput gajah), tebon, dan jerami. Terdapat juga makanan basah yang disebut combor oleh penjaga peternakan tersebut yang terdiri dari campuran sentrat dan polar. Untuk kisaran sehari makan biasanya 12 kg untuk sapi dewasa dan 6 kg untuk sapi yang kecil.
Sapi-sapi tersebut juga tidak luput dari penyakit, seperti yang dikatakan oleh penjaga kandang sapi tersebut bahwa sapi juga dapat terkena kembung atau cacingan yang cara mengetahuinya biasanya dilihat pada bulu yang berdiri dan memanjang jika sapi terkenan cacing namun jika sapi terkena kembung biasanya akan terlihat dari bagian perutnya yang membesar. Cara mengatasinya biasanya dengan memberi minyak kayu putih atau merogoh perut sapi dari bagian kemaluan jika sapi tersbeut kembung, sedangkan jika terkena cacing biasanya akan diberi polar posentrat sebanyak 2 persen dari berat sapi kisaran 6 kg setiap pagi dan sore.