Peran guru dalam membentuk karakter siswa sangatlah penting,siswa memerlukan dorongan, ajakan, serta ajaran yang baik. Meskipun siswa tidak sepenuhnya ada disekolah dan lebih banyak bersama orang tua, tapi tidak menutup kemungkinan guru memberikan pembelajaran dalam sikap dan sopan santun siswa. Sebagaimana tugas guru yaitu mendidik, guru dituntut tidak hanya mengajarkan pembelajaran materi saja tetapi juga harus bisa menjadi contoh bagi anak didik. Sebagaimana dalam pepatah jawa "guru digugu lan ditiru" jadi guru tidak hanya memberikan pelajaran tetapi juga harus ditiru oleh peserta didik baik dalam tindakan, pemikiran, tutur bahasa, dan pergaulan.
Pada perkembangan pergaulan anak zaman sekarang atau yang biasa disebut dengan gen z dan gen alpha sering kali menyimpang, banyak dari mereka memilih pergaulan yang salah. Seperti sekarang banyak anak anak muda melakukan seks bebas, mereka melakukan hal seks bebas karena nafsu atau mungkin dianggap keren tanpa memikirkan kedepannya masalah apa yang akan menghampiri mereka, tidak hanya seks bebas tetapi juga miras, gengster atau biasa disebut kletak dikalangan orang Jawa mereka hanya ingin dianggap keren dan pemberani atau mereka kehilangan perhatian dari orang tua. Banyak anak sekarang yang kurangnya perhatiannya dari orang tua mereka dan melampiaskannya ke hal-hal negatif. Anak dari keluarga broken home dan anak dari keluarga cemara akan berbeda dari segi sikap dan perilaku, anak broken home kebanyakan dari mereka terkadang akan memberontak dan melarikan diri ke hal negatif tapi tidak jarang dari mereka melarikan ke hal positif, anak dari keluarga cemara lebih mudah diatur karena sudah terbiasa dengan aturan dari keluarga. Jadi peran orang tua terhadap perkembangan pergulan anak juga berpengaruh, sebagai orang tua harus bisa membatasi anak-anak dari pergaulan bebas dengan cara mengajak anak melakukan hal positif seperti sholat jama'ah di masjid, bersedekah dan hal positif lainnya. Sebagai orang tua yang anaknya mau melakukan hal positif tidak hanya mengajari tetapi juga melaksanakannya sebagai contoh pada anak agar anak menutup hal tersebut.
Peran guru terlebih lagi guru pendidikan agama Islam harus memberikan pembelajaran tentang pergaulan yang positif di zaman sekarang mengingat banyak pergaulan bebas diluar sana. Anak zaman sekarang banyak bergaul tidak sesuai dengan umur mereka, contoh kecilnya banyak anak sekolah dasar sekarang sudah pacaran kadang tindakan mereka sudah melampaui batas umur mereka. Peran guru juga sangatlah penting bagi perkembangan anak didik kita bisa memberikan pembelajaran mengenai batasan pergaulan menurut agama, dilarang mendekati zina dan sebagainya. Guru juga harus bisa menjadi contoh bagi anak didik, jangan guru memberi pembelajaran tepi gurunya sendiri yang melakukan hal tersebut. Guru pendidikan agama idlam juga bisa memberikan pembelajaran pergaulan dengan hadits atau ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pergaulan. Kita sebagai pendidik mengayomi anak didik sangatlah penting dimana umur sekolah adalah umur dimana masih labil belum mengerti bagaimana tantangan yang akan mereka hadapi kedepannya jika tidak diarah sedari sekarang. Guru dapat mengarahkan dimulai dari kebiasaan sehari-hari seperti, doa pagi sebelum pembelajaran, mengajarkan sikap jujur, tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai murid, dan sopan santun terhadap orang guru serta orang yang lebih tua. Sekolah juga bisa menerapkan 5s, senyum, salam, sapa, sopan, santun dengan begitu murid lebih bisa aturan yang ada disekolah dan akan terbawa dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini bisa memulai membuat murid lebih tertata dalam keseharian dalam sekolah ataupun bermasyarakat. Adapun kerjasama antara orang tua, guru, dan pemerintah dalam pegaulan remaja zaman sekarang, orangtua dan guru dapat memberikan pengajaran akan baik buruk nya pergaulan agar anak dapat membedakan pergaulan yang sehat dan tidak, sedangkan pemerintah berupaya membasmi pemuda dengan pergaulan negatif dengan menangkapnya dan mendapatkan hukuman sosial agar menjadi jera dan tidak mengulanginya lagi.
Guru harus bisa lebih dekat dengan murid agar murid merasa aman, dan nyaman didekat guru. Guru juga bisa merangkap menjadi teman, ketika murid sudah menganggap guru sebagai teman mereka akan lebih terbuka dalam segala hal, dengan begitu guru dapat mengidentifikasi permasalahan murid, mensupport, dan mungkin bisa menemukan jalan keluar dari permasalahan murid. Guru dianggap sebagai teman oleh murid itu juga perlu batasan, karena guru itu harus tetap di hormati sebagaimana orang tua jangan semena-mena sudah dianggap teman jadi tidak ada sopan santun.
Kamaliya Ramadhani
UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H