Mohon tunggu...
Siti Awaliya Yuniarti
Siti Awaliya Yuniarti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuluh Agama Islam

Menyukai kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meninggalkan 'Kepo' Yang Bikin Repot

16 Januari 2025   12:30 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:38 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di masa dunia media sosial, dimana berita dapat dengan mudah diakses. Sehingga sering kita menjadi 'kepo' dengan status orang-orang di sekitar kita. Maka terkadang memilih tidak 'kepo' itu lebih menenangkan. Apalagi jika ke'kepo'an itu berbau tajassus atau mencari kesalahan oranglain. Tentu menjadi sesuatu yang harus dihindari. Karena akan menjerumuskan kita pada masalah hubungan antar manusia. Sebagaimana dipetik dari Kitab Arbain Nawawi di hadis ke-18. Dari Abu Hurairoh Ra. , bahwasanya Rasululloh SAW mengingatkan kita dalam sabdanya;


Artinya:

"Diantara yang termasuk bagusnya keislaman sesorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat" (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban dan lainnya)

Banyak hal tak bermanfaat yang perlu kita hindari, antara lain bergosip atau berghibah,."Scroll' yang tidak perlu, dan tidak'kepo' terhadap urusan orang. Terkadang tidak tahu terlalu banyak tentang urusan orang lain lebih menenangkan. Setidaknya hati kita tidak iri dan mendengki. Jadi meninggalkan rasa ingin tahu yang tidak bermanfaat merupakan salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang.

Allah telah berfirman dalam surat Al Hujurot :12, yang berbunyi;

Artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Imam Ibnu Rajab dalam kitab Al-Farqu baina An-nasihat wa at-ta'yiir, menyatakan hukuman bagi orang yang menyebarkan kejelekan saudara mukminnya, mencari-cari kekurangan, menyingkap sesuatu yang tertutupi dari saudaranya, maka Allah akan mencari-cari kekurangan-kekurangan dirinya dan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumah. Jadi marilah berfokus pada potensi diri dan mengembangkannya. Tidak usah 'kepo' dengan urusan orang apalagi sengaja melakukannya hanya untuk mencari keburukan. Biar hati tenang menjalani hidup dan lebih mawas pada diri sendiri. Semoga bisa ya friends.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun