"Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai "ibu" dalam arti sebenarnya." --R. A Kartini
Setiap anak lahir dari rahim ibu. Seorang ibu memperjuangkan anaknya untuk hadir di dunia ini. Kita tidak dapat pungkiri seberapa besar cinta dan kasih ibu untuk anaknya. Untuk melahirkan saja mereka diperjuangkan, tentunya selama anaknya hidup seorang ibu akan terus mencintai dan mengasihi anaknya.
Pahlawan... apa artinya pahlawan jika tidak mengorbankan sesuatu? Apa artinya pahlawan jika tidak memperjuangkan hal yang dicintainya?
Ibu adalah pahlawan saya sejak kecil. Bagaimana beliau dapat mengatasi situasi, bagaimana beliau memberikan pendapat, bagaimana beliau melihat dunia. Semua saya amati melalui lensa kecil saya. Seorang ibu begitu hebat dimata saya dan tanpa saya sadari semua hal yang beliau lakukan, saya pun melakukannya.
Ada sebuah pepatah "perilaku anak adalah cerminan dari orang tua." Hal ini benar adanya, karena lingkungan pertama yang diamati anak adalah lingkungan keluarganya. Apalagi seorang ibu, sosok orang tua yang begitu dekat dengan anaknya. Seorang anak tentunya akan mengamati ibunya dan mengikuti perilakunya. Itulah tahap-tahap interaksi sosial, tahap paling penting bagi seorang anak.
Sebagai manusia tidak ada yang sempurna, kita pasti pernah disakiti oleh ibu sendiri. Saya pun begitu, berulang kali hati saya disakitinya. Tapi saya juga sadar, saya pun berulang kali menyakiti hatinya. Dengan semua kesalahan yang pernah ibu lakukan ketahuilah bahwa ibu juga pertama kali menjadi seorang ibu. Tidak ada ibu yang sempurna, hanya ada ibu yang selalu berjuang memberikan yang terbaik bagi anaknya.
Menjadi seorang ibu tidaklah mudah, belum lagi dengan pekerjaan rumah yang menumpuk dan anak-anak yang harus diasuhnya. Namun dibalik semua itu, ibu saya telah mengajarkan banyak hal, mulai dari awal saya berdiri hingga kini duduk di kursi kelas 12. Nasehat yang beliau berikan selalu ada di benak pikiran seakan-akan terus berulang seperti rekaman yang rusak. Mungkin kalian muak dengan beribu-ribu nasehat yang telah diberikan, tetapi saya bersyukur ada ibu yang membantu saya berdiri ketika saya jatuh.
Peran seorang ibu begitu penting, tahukah kamu bahwa seorang anak mendapatkan kecerdasannya dari ibunya? Bahkan dari lahir pun kita tidak dapat dipisahkan dari sang ibu. Di dalam badai angin yang menerpa hidup saya, ada ibu yang menjadi fondasi agar saya tidak ikut terbang bersama angin. Saya tidak lagi mengingat nasehat-nasehat yang ibu berikan tetapi kata-kata itu telah ditanamkan dan bertumbuh di dalam diri saya. Membantu saya menjadi seseorang yang dewasa.
Dulu, saya tidak menganggap memiliki orang tua penting, saya begitu naif. Saya tidak peduli dengan hal lain selain keinginan saya, keegoisan saya. Tentunya, hal ini berujung buruk bagi saya.
Saya memutuskan hubungan saya dengan ibu saya, dengan keluarga saya. Menganggapnya sebuah hubungan yang hanya saling menguntungkan saja. Dalam masa-masa itu, ibu justru sangat sabar menghadapi tingkah laku saya. Ibu justru menjadi sandaran yang begitu kuat bagi saya, menjadi seseorang yang tidak dapat goyah dalam kondisi apa pun. Saya semakin sadar atas perilaku saya yang kurang ajar. Saya telah menyalahgunakan kasih sayang dan cinta yang telah diberikan ibu pada saya.
Ibu, engkaulah sumber inspirasi, engkaulah sumber cinta dan kasih yang selama ini saya dapatkan. Karena ibu, saya dapat menyebarkan cinta dan kasih pada sesama. Pahlawanku mungkin akan bertambah kedepannya, tetapi ibulah pahlawan yang akan selalu saya ingat.