PENGARUHMEDIA SOSIAL TERHADAP POLA KONSUMSI BERITA MASYARAKAT
Disusunoleh: Livia Tri Wijayanti (231330069)
Abstrak
Mediasosial telah mengubah pola konsumsi berita masyarakat secara signifikan.Artikel ini membahas pengaruh media sosial terhadap cara masyarakat mengakses,memilih, dan berpartisipasi dalam distribusi berita. Dengan kemajuan teknologi,masyarakat kini memiliki akses lebih cepat dan personal terhadap berita melaluialgoritma media sosial yang menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna.Selain itu, media sosial memungkinkan partisipasi aktif pengguna dalam diskusipublik, yang meningkatkan interaktivitas. Namun, dampak negatif sepertipenyebaran hoaks, polarisasi sosial, dan fenomena clickbait menjadi tantanganyang signifikan. Persaingan antara media tradisional dan digital jugamemengaruhi kualitas jurnalisme. Untuk mengatasi dampak ini, diperlukanliterasi digital yang lebih baik, regulasi konten yang efektif, danpengembangan algoritma yang etis.Artikel ini menyimpulkan bahwa media sosialmemberikan manfaat besar dalam hal aksesibilitas dan demokratisasi informasi,tetapi juga membawa tantangan baru yang membutuhkan kolaborasi antarapemerintah, media, platform teknologi, dan masyarakat untuk menjaga kualitasinformasi dan independensi jurnalistik.
KataKunci:Â Media Sosial, Literasi Digital, Algoritma, Jurnalisme.
Â
Â
Â
Â
Â
Abstract
Socialmedia has significantly transformed the patterns of news consumption insociety. This article explores the impact of social media on how people access,select, and participate in the distribution of news. With technologicaladvancements, individuals now enjoy faster and more personalized access to newsthrough social media algorithms that tailor content to user preferences.Additionally, social media enables active user participation in publicdiscussions, enhancing interactivity.However, negative impacts such as thespread of fake news (hoaxes), social polarization, and clickbait phenomena posesignificant challenges. The competition between traditional and digital mediaalso affects the quality of journalism. To address these challenges, better digitalliteracy, effective content regulation, and the development of ethicalalgorithms are essential. This article concludes that while social media offerssubstantial benefits in terms of accessibility and the democratization ofinformation, it also brings new challenges that require collaboration amonggovernments, media, technology platforms, and society to maintain the qualityof information and journalistic independence.
Keywords:Social Media, Digital Literacy, Algorithms, Journalism.
Mediasosial telah menjadi salah satu platform utama dalam distribusi dan konsumsiberita. Dengan kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang semakin luas,cara masyarakat mengonsumsi berita mengalami perubahan drastis. Artikel iniakan membahas pengaruh media sosial terhadap pola konsumsi berita masyarakat,baik dari sisi positif maupun negatif. Sebelum era media sosial, masyarakatmengandalkan media massa seperti televisi, radio, dan surat kabar sebagaisumber informasi utama. Namun, dengan munculnya media sosial, pola konsumsiberita mengalami pergeseran yang signifikan. Masyarakat kini memiliki aksesyang lebih mudah dan cepat terhadap informasi melalui perangkat mobile mereka.
Perubahan pola konsumsi berita harus adanya aksesibilitas yang lebih mudah sehingga media sosial telah membuat berita menjadi lebih mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Pengguna dapat dengan mudah menemukan berita terbaru melalui beranda media sosial mereka. Personalisasi berita sehingga bisa membuat pola algoritma media sosial memungkinkan pengguna mendapatkan berita yang relevan dengan minat dan preferensi mereka. Hal ini membuat pengalaman konsumsi berita menjadi lebih personal. Media sosial mendorong interaksi antara pembaca dan pembuat berita. Pengguna dapat memberikan komentar, berbagi berita, dan berpartisipasi dalam diskusi online. Penyebaran berita cepat sehingga  dapat menyebar dengan sangat cepat melaluimedia sosial, bahkan sebelum berita tersebut diverifikasi kebenarannya. Hal inidapat menyebabkan penyebaran hoaks dan informasi yang tidak akurat.
Dampakterhadap kualitas jurnalisme adalah persaingan yang ketat media sosial telahmenciptakan persaingan yang ketat antara media tradisional dan media online.Media harus beradaptasi dengan cepat untuk menarik perhatian audiens di mediasosial. Dalam upaya untuk mendapatkan perhatian, beberapa media onlinecenderung memproduksi berita yang sensasional dan kurang akurat. Hal ini dapatmenurunkan kualitas jurnalisme secara keseluruhan. Media sosial telah mengubahmodel bisnis media. Banyak media online mengandalkan iklan dan klik untukmenghasilkan pendapatan, yang dapat mempengaruhi independensi jurnalistik.
Implikasi bagi masyarakat perlu memiliki literasi media yang baik untuk dapat membedakan antara berita yang benar dan hoaks. Pluralisme informasi dimana media sosial menyediakan akses ke berbagai sumber informasi, namun juga dapat menyebabkan fragmentasi informasi dan polarisasi opini. Media sosial memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ruang publik dan menyampaikan suara mereka. Perubahan pola konsumsi berita adanya aksesibilitas dan Kecepatan Media sosial memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan berita secara instan. Informasi dapat diakses kapan saja dan di mana saja, hanya dengan menggunakan perangkat seperti smartphone. Sebagai contoh, platform seperti Twitter dan Facebook sering kali menjadi sumber pertama bagi pengguna untuk mengetahui berita terkini. (Anderson & Jiang, 2018).
Personalisasi Konten Algoritma yang digunakan oleh platform media sosial memungkinkan pengguna untuk menerima berita yang sesuai dengan minat mereka. Namun, ini juga dapat menciptakan "filter bubble," di mana pengguna hanya terpapar pada perspektif tertentu. (Pariser, 2011). Interaktivitas dan Partisipasi Media sosial memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskusi atau debat terkait berita. Pengguna dapat membagikan opini mereka, menyukai, atau mengomentari suatu berita, yang tidak mungkin dilakukan pada media tradisional. (Hermida, 2014).
Dampak positif media sosial terhadap konsumsi berita berupa demokratisasi informasi media sosial memungkinkan siapa saja untuk menjadi produsen berita, tidak hanya lembaga media besar. Hal ini membuka peluang bagi isu-isu yang sebelumnya tidak terliput untuk mendapatkan perhatian publik. (Bennett & Segerberg, 2012). Peningkatan kesadaran publik kampanye sosial atau isu global dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai topik penting, seperti perubahan iklim atau hak asasi manusia. (Castells,2009).
Dampak negatif media sosial terhadap konsumsi berita berupa penyebaran informasi Palsu (Hoaks) Salah satu tantangan terbesar media sosial adalah penyebaran informasi yang tidak terverifikasi atau hoaks. Berita palsu sering kali dibuat untuk memanipulasi opini publik atau meraih keuntungan finansial. (Vosoughi, Roy,& Aral, 2018). Polarisasi sosial media sosial dapat memperparah polarisasi di masyarakat. Algoritma yang memprioritaskan keterlibatan pengguna sering kali memperkuat konten kontroversial, yang dapat memperburuk perpecahan sosial. (Sunstein, 2001). Kecenderungan clickbait banyak media online yang menggunakan judul sensasional atau clickbait untuk menarik perhatian pengguna. Hal ini dapat menurunkan kualitas informasi yang dikonsumsi oleh masyarakat. (Munger, 2017).
Tantangandan solusi untuk mengurangi dampak negatif media sosial, diperlukan kolaborasiantara platform teknologi, pemerintah, dan masyarakat. Beberapa langkah yangdapat diambil meliputi:
- Edukasi literasi digital sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
- Regulasi konten yang ada di masyarakat sehingga pemerintah dan platform media sosial harus bekerja sama untuk mengawasi penyebaran informasi palsu.
- Pengembangan algoritma yang etis sehingga memastikan algoritma tidak hanya memprioritaskan keterlibatan, tetapi juga keakuratan dan relevansi informasi.
Kesimpulan
Mediasosial telah merevolusi cara masyarakat mengonsumsi berita. Meskipun menawarkanbanyak manfaat seperti aksesibilitas dan demokratisasi informasi, platform inijuga membawa tantangan yang signifikan, seperti penyebaran hoaks dan polarisasisosial. Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampaknya, diperlukanpendekatan yang holistik melibatkan berbagai pihak. Media sosial telah mengubahcara kita mengonsumsi berita secara fundamental. Meskipun media sosial memilikibanyak manfaat, seperti aksesibilitas yang lebih mudah dan interaktivitas,namun juga menimbulkan tantangan seperti penyebaran hoaks dan penurunankualitas jurnalisme. Untuk menghadapi tantangan ini, perlu adanya upaya bersamadari pemerintah, media, dan masyarakat untuk meningkatkan literasi media danmenjaga kualitas jurnalisme.
Refrensi
Anderson, M., & Jiang, J. (2018). "Teens,Social Media & Technology 2018." Pew Research Center.
Pariser, E. (2011). The Filter Bubble: What theInternet Is Hiding from You.
Hermida, A. (2014). "Social media and thenews." Journalism Practice.
Bennett, W. L., & Segerberg, A. (2012). "TheLogic of Connective Action." Cambridge University Press.
Vosoughi, S., Roy, D., & Aral, S. (2018). "The spread of true and false news online." Science.
Castells, M. (2009). Communication Power. Oxford University Press.
Sunstein, C. R. (2001). Republic.com.
Munger, K. (2017). "Social Media Algorithms andthe Amplification of Content."
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H