Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan (Ki, 2023). Organisasi ini merupakan gerakan Islam reformis yang lahir di Indonesia pada awal abad ke-20, yang berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadis. Secara umum, Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad, yang seharusnya mengikuti ajaran Nabi dalam setiap tindakan. Dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah mendirikan ribuan sekolah, rumah sakit, dan berbagai lembaga sosial di seluruh Indonesia (Syarif, 2022). Visi dan kepemimpinan progresif Muhammadiyah menjadikannya salah satu pilar utama dalam pengembangan masyarakat Muslim di Indonesia. Selain itu, Muhammadiyah aktif dalam dialog antaragama dan berupaya membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Dengan jutaan anggota di seluruh Indonesia, Muhammadiyah terus memainkan peran penting dalam memajukan nilai-nilai Islam yang inklusif dan progresif.
Masyarakat sipil, atau civil society, memiliki peran penting dalam hubungan dengan demokrasi dan proses demokratisasi (Asrida, Marta, & Hadi, 2021). Masyarakat sipil berfungsi sebagai penyeimbang kekuatan negara, membela kepentingan publik, dan mampu mempengaruhi kebijakan negara untuk kesejahteraan bersama. Hubungan antara civil society dan demokrasi bersifat saling mempengaruhi, di mana civil society berperan dalam transisi dari rezim otoritarian ke demokrasi. Namun, dampak civil society tidak selalu positif, terutama jika didominasi oleh paham etnosentrisme atau radikalisme. Peran ideal dari civil society adalah sebagai kekuatan penyeimbang yang mendukung stabilitas dan kemajuan demokrasi.
Kaitan antara nilai-nilai Islam yang diusung oleh Muhammadiyah dengan konsep civil society sangat erat dan relevan dalam membangun masyarakat yang adil dan demokratis. Muhammadiyah membawa nilai-nilai seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan kesejahteraan umum yang selaras dengan prinsip-prinsip civil society. Muhammadiyah berperan sebagai agen perubahan sosial yang mengadvokasi hak-hak masyarakat, menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan, serta mengatasi berbagai isu sosial dengan pendekatan inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. Nilai-nilai Islam yang diusung Muhammadiyah tidak hanya memperkuat identitas keislaman tetapi juga memperkaya dan memperkuat konsep civil society di Indonesia, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan demokratis.
Sejak sebelum kemerdekaan, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya berfokus pada kegiatan keagamaan, Muhammadiyah juga mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dengan pendekatan inklusif, Muhammadiyah berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengintegrasikan pendidikan agama dan non-agama dalam satu sistem modern. Pendidikan Muhammadiyah berbeda dengan sistem pendidikan pada masa kolonial Belanda, yang tidak mengenal kasta sosial. Pendidikan di Muhammadiyah juga berperan dalam membentuk karakter dan keterampilan siswa agar dapat berkontribusi secara signifikan di berbagai bidang, baik sebagai ulama, pemimpin, maupun profesional seperti dokter dan insinyur. Selain itu, Muhammadiyah berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan menerapkan standar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah, menunjukkan dedikasinya dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan berakhlak mulia (Humas, 2021).
Di bidang sosial dan kesehatan, Muhammadiyah memiliki peran penting di Indonesia. Organisasi ini mendirikan berbagai fasilitas seperti rumah sakit, rumah bersalin, dan poliklinik untuk memastikan akses pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat (Dr. Imam Rohani, 2021). Selain itu, Muhammadiyah aktif dalam kegiatan sosial seperti penyediaan santunan untuk kaum miskin dan anak yatim, menjalankan panti asuhan dan panti jompo, serta program bantuan karitatif lainnya. Upaya ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, serta menangani masalah-masalah sosial.
Muhammadiyah melihat politik sebagai media dakwah yang efektif untuk mentransformasikan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menegaskan bahwa berpolitik adalah bagian dari strategi dakwah untuk mengajak manusia ke jalan Allah (Aanardianto, 2023). Muhammadiyah percaya bahwa dengan terlibat dalam politik, organisasi dan kadernya dapat memperjuangkan nilai-nilai Islam secara struktural dan kultural. Meskipun Muhammadiyah bukan partai politik, keterlibatan dalam politik mencerminkan metode dakwah Wali Songo yang menyebarkan Islam melalui pendekatan kepada pemimpin setempat. Oleh karena itu, keterlibatan Muhammadiyah dalam politik bukan hanya untuk berkuasa, tetapi untuk memastikan bahwa kebijakan publik dan kepemimpinan masyarakat selaras dengan nilai-nilai Islam dan mendukung kesejahteraan sosial.
Sebagai organisasi masyarakat sipil, Muhammadiyah memainkan peran vital dalam pembangunan nasional dengan berfungsi sebagai penyeimbang kekuatan negara dan pembela kepentingan publik. Melalui upayanya dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, keterlibatannya dalam politik sebagai media dakwah menunjukkan bagaimana organisasi masyarakat sipil dapat mempengaruhi kebijakan publik untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan demokratis. Dengan demikian, peran aktif organisasi masyarakat sipil sangat penting dalam mendukung stabilitas dan kemajuan demokrasi serta memastikan pembangunan nasional yang berkeadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H