Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan mereka dari makhluk tak hidup. Salah satu ciri makhluk hidup yaitu mudah beradaptasi. Semua makhluk hidup yang berpindah ke suatu lingkungan baru akan mengalami adaptasi.
Dalam teori evolusi, adaptasi sendiri adalah proses biologis di mana organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau perubahan di lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi ini bertujuan untuk bertahan hidup, mencari makan, atau melindungi diri dari musuh.
Adaptasi yang dialami makhluk hidup dapat berupa adaptasi fisiologi yaitu fungsi kerja organ tubuh, adaptasi morfologi yaitu bentuk organ tubuh, ataupun adaptasi tingkah laku. Dari sini dapat diketahui bahwa organ makhluk hidup mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan lingkungan, contohnya yaitu batang kaktus yang menyimpan cadangan air, bentuk paruh burung yang sesuai dengan makanannya, dan masih banyak lagi. Organ makhluk hidup yang mengalami adaptasi tersebut tersusun atas jaringan-jaringan yang berarti mengalami adaptasi pula.
Tiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Jaringan yang menyusun organ hewan dan jaringan yang menyusun organ tumbuhan pasti memiliki kemampuan beradaptasi yang berbeda. Lalu, pertanyaan yang muncul adalah mana jaringan yang lebih mudah untuk beradaptasi, jaringan hewan atau tumbuhan?
Argumen yang sering muncul dari pertanyaan ini yaitu jaringan hewan lebih mudah untuk beradaptasi karena hewan melakukan gerak aktif sedangkan tumbuhan hanya bisa melakukan gerak pasif. Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber, penulis setuju dengan argumen ini. Tetapi, ternyata hal tersebut bukan semata-mata karena hewan bisa bergerak aktif.
Untuk bisa mengetahui manakah jaringan yang lebih mudah beradaptasi kita harus mengetahui karakteristik masing-masing jaringan terlebih dahulu. Jaringan hewan terdiri dari jaringan epitelium, ikat, otot, dan saraf. Sedangkan, jaringan tumbuhan terdiri dari jaringan meristem, epidermis, dasar, dan vaskuler. Jaringan tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang hampir mirip. Namun, tak sulit untuk menemukan perbedaan antara jaringan tumbuhan dan hewan. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan membedakan kemampuan kedua jaringan ini untuk beradaptasi.
Pertama, jaringan tumbuhan berada dalam fase diam sedangkan jaringan hewan berada dalam fase lokomotif yaitu bergerak. Perbedaan ini tentu memiliki pengaruh yang besar pada kemampuan beradaptasi kedua jaringan. Jaringan tumbuhan berada di fase tetap, artinya tumbuhan tidak mampu bergerak aktif. Jika terjadi perubahan-perubahan di lingkungan ataupun lingkungan yang baru, jaringan tumbuhan akan lebih sulit beradaptasi. Tumbuhan hanya bisa tetap di suatu tempat dan berusaha beradaptasi dengan semua perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Berbeda dengan tumbuhan yang hanya bergerak pasif, jaringan hewan yang berada pada fase lokomotif membuat hewan bisa bergerak aktif. Ketika terjadi perubahan-perubahan di sekitar hewan, hewan bisa menyesuaikan diri lebih cepat. Misalnya, jika lingkungan yang ditempatinya sudah tidak memungkinkan untuk tempat tinggal, maka hewan bisa berpindah untuk mencari lingkungan yang lebih sesuai.Â
Seperti contohnya yaitu kupu-kupu Monarch yang berpindah dari Kanada ke Meksiko karena pengaruh suhu dari tempat asal mereka. Dengan kemampuan bergerak ini pula, hewan bisa lebih mudah menemukan sumber makanan di mana pun mereka berada.
Kedua, jaringan tumbuhan terdiri dari sel-sel hidup dan tidak hidup, sedangkan jaringan hewan hanya terdiri dari sel-sel hidup. Pada jaringan tumbuhan ada jaringan yang disusun hanya oleh sel yang mati, misalnya jaringan xylem dan sklerenkim. Selain itu, tumbuhan secara keseluruhan tersusun oleh sel yang memiliki dinding sel, berbeda dengan hewan yang lapisan luarnya hanya membran sel.
Perbedaan sel-sel penyusun dari masing-masing jaringan ini berakibat pada kemampuan beradaptasinya. Sel-sel yang tidak hidup atau mati tentu akan lebih sulit untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya. Karena banyak jaringan tumbuhan yang mengandung sel mati, tumbuhan akan lebih susah beradaptasi daripada jaringan hewan. Jaringan hewan yang hanya terdiri dari sel-sel hidup akan lebih mudah menangkap rangsang serta mengalami perubahan.
Ketiga, jaringan tumbuhan mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dengan fotosintesis, sedangkan jaringan hewan membutuhkan makanan dari luar. Jaringan tumbuhan memiliki jaringan parenkim yang berfungsi untuk fotosintesis. Pada jaringan parenkim terdapat banyak kloroplas yang fungsinya untuk menangkap cahaya matahari. Cahaya matahari kemudian digunakan untuk fotolisis air.Â
Dengan bantuan cahaya matahari, tumbuhan dapat menghasilkan glukosa, oksigen, serta ATP. Sedangkan pada hewan, mereka harus mendapatkan sumber energi dari luar, yaitu dari tumbuhan maupun hewan lain.