Mohon tunggu...
Olivia Nathalies Kwa
Olivia Nathalies Kwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Charitable

3 Juli 2023   22:08 Diperbarui: 3 Juli 2023   22:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Smile peace project

Pembelajaran adalah proses penting dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman seseorang. Namun, cara tradisional pembelajaran sering kali terfokus pada pemahaman teoritis melalui bacaan, kuliah, atau demonstrasi. Namun, dengan adanya metode pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman, dikenal sebagai experiential learning, pembelajaran menjadi lebih hidup dan berkesan bagi para peserta didik.

Pembelajaran berbasis experiential learning mengutamakan pengalaman nyata sebagai sumber belajar yang utama. Prinsip dasar dari pendekatan ini adalah "belajar melalui melakukan" atau "belajar melalui pengalaman". Dalam konteks ini, peserta didik secara aktif terlibat dalam tugas dan proyek yang mereplikasi situasi dunia nyata. Melalui pengalaman tersebut, mereka memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks yang relevan.

Salah satu manfaat utama dari experiential learning adalah meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Dalam pembelajaran tradisional, peserta didik mungkin cenderung melupakan sebagian besar materi setelah selesainya kelas. Namun, dengan pengalaman langsung dan partisipasi aktif dalam pembelajaran, peserta didik memiliki kesempatan untuk menerapkan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan nyata, sehingga meningkatkan pemahaman dan retensi jangka panjang.

Selain itu, pembelajaran berbasis experiential learning juga mempromosikan pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kerja sama tim. Melalui proyek dan tugas yang melibatkan pemecahan masalah dunia nyata, peserta didik diajak untuk berpikir secara kritis, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi yang efektif. Mereka juga belajar untuk bekerja dalam tim, berkolaborasi, dan berkomunikasi dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.

Selanjutnya, mari kita bahas tentang "Create Money Without Money" atau menciptakan uang tanpa uang. Meskipun terdengar kontradiktif, konsep ini sebenarnya merujuk pada kemampuan seseorang untuk menghasilkan nilai dan kekayaan melalui keterampilan, bakat, dan sumber daya yang dimilikinya tanpa memerlukan modal finansial yang signifikan.

Pada dasarnya, "menciptakan uang tanpa uang" mengacu pada kemampuan seseorang untuk menghasilkan pendapatan melalui kreativitas, keterampilan, dan inovasi. Misalnya, seorang seniman dapat menciptakan karya seni yang bernilai dan menjualnya, seorang penulis dapat menulis buku yang sukses, atau seorang wirausahawan dapat memulai bisnis dengan modal yang minim namun menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Konsep ini sangat relevan dalam era digital saat ini, di mana internet dan platform online memungkinkan seseorang untuk menjual produk atau jasa secara global dengan biaya yang relatif rendah. Berbagai platform e-commerce, seperti Etsy, eBay, atau Amazon, memberikan kesempatan bagi individu untuk memulai bisnis mereka sendiri tanpa harus memiliki modal besar.

Selain itu, melalui pemanfaatan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, seseorang juga dapat menciptakan peluang kerja atau klien dengan menawarkan layanan profesional mereka. Misalnya, seorang fotografer dapat mempromosikan layanan pemotretan mereka, seorang konsultan pemasaran digital dapat membantu bisnis lokal dalam meningkatkan kehadiran online mereka, atau seorang instruktur fitness dapat memberikan kelas atau sesi pribadi.
Dalam konteks ini, smile peace project mengadakan kegiatan tersebut yaitu "Charitable Art With T-Shirt" yang di adakan di barsa city dan keuntungan tersebut menyalurkan ke panti asuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun