Depresi remaja merupakan masalah kesehatan mental serius yang menyebabkan perasan sedih berkepanjangan dari kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang disenangi. Ini karena depresi berpengaruh pada remaja bagaimana remaja dalam berfikir, merasa dan berperilaku.
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab depresi remaja. Sejauh ini, menurut para ahli bahwa depresi melibatkan beberapa faktor, meliputi:
Perbedaan struktur otak
Riset menunjukkan bahwa otak remaja secara structural berbeda dengan otak orang dewasa.
Peristiwa traumatis
Kebanyakan anak yang baru menginjak remaja belum menguasai tentang bagaimana dalam memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapinya dan peristiwa traumatis dapat meninggalkan kesan abadi. Misalnya kehilangan orang tua atau kekerasan fisik, emosional dapat meninggalkan efek pada keadaan otak anak yang pada gilirannya mengarah ke depresi.
Sifat yang diwariskan
Depresi dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka. Ada keterkaitan komponen biologis dan depresi. Anak-anak yang memiliki satu atau lebih kerabat dekat dengan depresi, terutama orang tua, memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap depresi.
Meniru pemikiran negative
Pemikiran pesimis, terutama dari orang tua dapat membuat remaja mengembangkan sikap tidak berdaya bukan bagaimana mengatasi tantangan.
Sulit untuk membedakan gejala depresi dan sikap murung normal seperti biasa. Oleh karena itu, komunikasi antara orang tua dan anak perlu dijalin dengan sebaik-baiknya. Jika merasa anak remaja anda mengalami depresi, segeralah periksakan secepat mungkin. Karena perubahan emosi dan perilaku remaja merupakan ciri-ciri ada sesuatu yang tidak beres. Bila dibiarkan bisa membuat remaja melakukan tindakan yang berisiko seperti minum alcohol, menggunakan narkoba dan bahkan melakukan bunuh diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H