Alka memimpikan ribuan kenangan yang telah dilaluinya bersama lelaki berambut ombak. Mimpi-mimpi itu mengalir cepat sekali, seperti kilat dalam buaian.
Terakhir, Alka memimpikan saat pertama kali ia berkenalan dengan lelaki berambut ombak.
“Alka.”
“Parama” ujar lelaki itu sambil mengulurkan tangan.
Alka memandang wajahnya lekat. Rambut ombaknya, dan mata hitam pekatnya yang menyerupai malam.
***
Alka masih menangis, semakin lama semakin keras. Rasanya seperti menangisi mantan kekasih. Padahal Alka belum pernah punya kekasih. Alka terus mencoba mengingat-ingat nama lelaki itu di tengah isaknya.
Rambut ombaknya, mata cokelat terangnya yang menyerupai es krim mocca.
-
Kisah ini diikutsertakan dalam Sayembara Menulis Cerpen Valentine di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H