Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Berambut Ombak

23 Februari 2017   22:07 Diperbarui: 25 Februari 2017   10:00 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alka memimpikan ribuan kenangan yang telah dilaluinya bersama lelaki berambut ombak. Mimpi-mimpi itu mengalir cepat sekali, seperti kilat dalam buaian.

Terakhir, Alka memimpikan saat pertama kali ia berkenalan dengan lelaki berambut ombak.

“Alka.”

“Parama” ujar lelaki itu sambil mengulurkan tangan.

Alka memandang wajahnya lekat. Rambut ombaknya, dan mata hitam pekatnya yang menyerupai malam.

***

Alka masih menangis, semakin lama semakin keras. Rasanya seperti menangisi mantan kekasih. Padahal Alka belum pernah punya kekasih. Alka terus mencoba mengingat-ingat nama lelaki itu di tengah isaknya.

Rambut ombaknya, mata cokelat terangnya yang menyerupai es krim mocca.

-

Kisah ini diikutsertakan dalam Sayembara Menulis Cerpen Valentine di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun