".Disaat Manusia sibuk berperang dengan covid-19, disaat yang sama bumi sedang memperbaiki dirinya"Â
Meluasnya penyebaran covid-19 dihampir 200 negara di seluruh dunia dalam waktu singkat menjadi perhatian serius semua kalangan. Dalam waktu yang belum genap 3 bulan, virus ini sudah menginfeksi hampir 600.000 orang di seluruh dunia.
Namun tahukah anda, dibalik semua itu ternyata membawa angin segar bagi lingkungan hidup.
Sebuah lubang di lapisan ozon di Benua Antartika dikabarkan sedang dalam proses pemulihan yang dampaknya membalikkan perubahan yang disebabkan oleh aliran angin di belahan bumi selatan.Â
Ini adalah berita baik, karena bukan hanya berarti kita dilindungi, tetapi kita sebenarnya telah berhasil "membantu bumi" memperbaiki beberapa kerusakan yang kita sebabkan selama bertahun-tahun lamanya.
Faktanya, ozon telah menurun ke tingkat yang  sangat mengkhawatirkan sehingga 'Protokol Montreal' dibuat - yang merupakan sebuah perjanjian pada tahun 1987 di mana negara-negara di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah untuk menghentikan penggunaan bahan perusak ozon (dikenal sebagai ODS).
Bahan perusak ozon yang dimaksud adalah senyawa kimia yang bernama CFC atau Chlorofluorocarbons.
CFC ini adalah molekul yang mengandung molekul karbon, klorin, dan fluorin, teman-teman. CFCÂ ini berasal dari mesin pendingin, gas aerosol, dan produk plastik.
Ketika CFC terkena sinar ultraviolet di atmosfer, senyawa itu terurai menjadi senyawa yang mengandung klorin. Saat klorin bereaksi dengan molekul oksigen pada ozon, molekul ozon juga jadi terurai.
Biasanya, dampak reaksi itu disebut lubang ozon. Tapi, sebenarnya lubang ozon itu bukanlah benar-benar sebuah lubang, melainkan berbentuk seperti bagian tambalan yang tipis.
Sebelum kita berjalan lebih jauh, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu apa itu lapisan ozon.Â