Mohon tunggu...
julius lende
julius lende Mohon Tunggu... -

FKIP/BAHASA INGGRIS/UNDANA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Televisi

17 April 2012   07:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 2587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

TELEVISI

by; YULIUS  B. LENDE

“Ayoo…Gus, coba lihat sini..”seorang ibu dengan sangat lembutnya mencoba untuk mengalihkan perhatian anaknya dari televisi dan mengajak sang anak bermain bola di luar rumah. Namun anak laki-laki kecil yang berusia 4 tahun itu, hanya menggeleng dan berusaha menjauhkan dirinya dari sang ibu yang terus berusaha mengajaknya dengan setengah memaksa. Lalu, “akhh…anak ini, nonton televisi melulu, “ gumam sang ibu. “ Noooo, I don’t want to go, go, goo..”teriak sang anak dengan bahasa Inggris yang cukup fasih. Sejenak sang ibu terdiam, masya Allah, kok anaknya lancar betul berbahasa Inggris. Usut punya usut ternyata film-film kartun yang berbahasa Inggris yang diserap sang anak sejak dia berusia 2 tahun yang mampu membuat anak itu ikut dan mengikuti percakapan yang terdengar olehnya.

Dari ilustrasi di atas, apa yang akan kita katakan tentang keberadaan televisi dalam kehidupan kita? Dalam tulisan ini, akan kita bahas tentang fungsi Televisi dalam kehidupan kita terutama dalam bidang pendidikan.

Penemuan-penemuan baru sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam berbagai segi kehidupan. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan.  Akibat dari pengaruh-pengaruh itu, pendidikan semakin lama semakin mengalami kemajuan, sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan. Salah satu contoh hasil penemuan-penemuan itu adalah televisi.

Di era globalisasi ini, televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan mempunyai kemampuan mencapai seluruh lapisan masyarakat pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya ketagihan, bahkan bagi anak-anak sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.

Dapat diartikan bahwa televisi sesungguhnya adalah suatu perlengkapan elektronis, yang pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar yang bergerak dan bersuara. Televisi merupakan gabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif (information), hiburan (entertaiment) dan pendidikan (education), atau bahkan gabungan dari keempat unsur tersebut. “Sesuai dengan fungsinya televisi dalam program pendidikan dapat dibedakan secara konseptual kedalam fungsi pengayaan, pengganti pengajaran langsung, dan penggerak (motivator)” (Hadi Miarso, 2004:420). Secara operasional keempat unsur ini dapat saja menjadi satuan fungsi, televisi menyajikan bahan tambahan yang tidak diberikan oleh pendidik (orang tua, guru, instruktur dan lain-lain).

Televisi mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi. Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif di antaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya. Manfaat yang kedua adalah manfaat afektif, yakni yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya. Adapun manfaat yang ketiga adalah manfaat yang bersifat psikomotor, yaitu berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif. Acara ini dapat kita lihat dari film, sinetron, drama dan acara-acara yang lainnya dengan syarat semuanya itu tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di Indonesia ataupun merusak akhlak pada anak.

Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan, merubah pola pikir  pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Upaya yang diusahakan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan media pendidikan. Jadi, yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Penelitian media pendidikan yang dimaksud oleh peneliti adalah televisi sebagai sarana (prasarana) yang memberikan pengaruh atau nilai baik kepada masyarakat luas khususnya terhadap anak.

Hamalik (1989) mengatakan ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca indera kita; (2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar; (3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam pengajaran; (4) Media pendidikan adalah alat bantu mengajar, baik di luar kelas; (5) Berdasarkan (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan; (6) Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar. Dari uraian tentang cirri-ciri media pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas, maka dapat saya katakan bahwa Televisi merupakan media pendidikan yang sangat modern dan sangat cocok dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

Dalam Hamalik (1989), nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisme”; (2) Memperbesar perhatian para siswa; (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; (4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa; (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama dapat dalam gambar hidup; (6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa; (7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Dengan demikian tolak ukur sudut pandang media pendidikan terhadap tayangan di televisi dipandang sebagai salah satu media pendidikan, dengan catatan apabila tayangan tersebut dapat memberikan informasi yang berkualitas dan memiliki nilai pendidikan moral dan ilmu pengetahuan.

Memanfatkan televisi sebagai media pendidikan, kita dihadapkan pada beberapa persoalan diantaranya adalah bagaimana mengemas program tayangan televisi menjadi sebuah tontonan yang menghibur sekaligus berisikan pesan-pesan atau informasi yang pantas dan tidak pantas untuk ditiru oleh pemirsa. Membuat program yang demikian tentu dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak serta ketelitian dan kejelian dalam mengangkat tema-tema aktual yang menjadi trend sekaligus menarik, kemudian dikaitkan dengan pesan-pesan pendidikan yang ingin disampaikan.

THANK YOU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun