Saya sebenarnya bukan tipe orang yang suka baca novel, apalagi novel-novel jenis chicklit dan teenlit. Saya tergolong anti dengan jenis novel satu itu. Tapi tidak dengan novel yang satu ini. Awalnya saya iseng-iseng searching lagu Frank Sinatra dan menemukan lagu berjudul Moon River. Saya langsung jatuh cinta begitu mendengar lagunya. Mengetahui hal itu, teman saya merekomendasikan saya untuk membaca novel berjudul Test Pack ini. Kok bisa? Karena lagu Moon River ada dalam novel tersebut. Aneh si sebenarnya, tapi entah kenapa saya akhirnya tertarik untuk mengetikkan ‘test pack’ di komputer katalog toko buku langganan. Voila, setelah baca resensi di belakang novel saya langusng tertarik. Bungkus!
Setelah novel itu ada di tangan, saya berharap semoga saya tidak bosan membacanya, saya berharap saya tidak sedang membaca sebuah jalinan cerita ala sinetron Indonesia. Thanks God! Saya benar-benar menemukan novel yang brilian. Novel ini langsung menceritakan masalah yang menjadi inti utama dari novel ini, yaitu penantian pasangan muda akan kelahiran seorang anak di tengah kehidupan mereka. Tokoh utama dalam novel ini adalah Rahmat Natadiningrat (Kakang),seorangpsikolog sekaligus dosen dan Arista Natadiningrat (Tata) yang berprofesi sebagai pengacar di sebuah law firm. Mereka telah menikah selama 7 tahun namun belum juga dikaruniai keturunan. Klasik mungkin tapi penulis mampu mengemas problem ini menjadi sangat menarik untuk diikuti. Tata digambarkan sangat terobsesi mempunyai anak sampai hobi membeli test pack untuk senantiasa mengecek kehamilan. Sedangkan Kakang sangat santai dan tidak terlalu ambil pusing soal anak bahkan di mata Tata , Kakang terlihat santai dan tidak serius menginginkan anak. Padahl Kakang hanya tidak ingin membuat Tata kecewa, Kakang mencintai Tata krena dia memang mencintainya. Klimaks terjadi ketika Tata harus menghadapi kenyataan bahwa dia tidak akan bisa memiliki anak karena dokter menyatakan bahwa Kakang infertil. Saat itulah terjadi sebuah kesalahpahaman yang membuat situasi menjadi sedikit rumit. Mampukah Tata mempertahankan cintanya untuk Kakang? Buat yang belum dan akan menikah, you must read this novel!!
Setelah membaca novel ini saya jadi teringat quotes dari paman Coelho; intinya kamu mencintai seseorang karena kamu mencintainya, tidak ada alasan kenapa kamu mencintai seseorang. Novel ini sangat realistis sehingga enak dibaca. Ending novel juga tidak terlalu ‘wah’ atau bikin orang terkejut. Biasa saja. Tapi justru di ditulah kekuatannya karena itu berarti novel ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Kekuatan komitmen adalah hal yang menjadi pesan utama yang ingin disampaikan penulis. Pada bagian terakhir novel ini ada satu pernyataan yang cukup menarik yang ditulis oleh Tata:
I love her because of the way she treats me, what happens if if she stops treating you the way you love?
I love him because of the way he makes me feel, then what happens if he stops making you feel that way?
Tanpa terasa air mata meleleh (lebay). Secara umum novel ini tidak menunjukkan kehidupan glamour seperti pada novel chicklit pada umunya, novel ini sangat biasa dan terlampau biasa dengan isi yang istimewa. Tidak ada istilah menghakimi, penulis mampu mengarahkan penulis untuk mengambil kesimpulan secara tepat ditambah lagi dengan bahasa yang ringan semakin menambah kenyamanan pembaca dalam mengikuti alur cerita. Jujur saya sebenernya masih agak sedikit kecewa dengan endingnya, he he... menurut saya, kurang sedikit menggigit, tapi tetap termaafkan dengan keseluruhan cerita yang cerdas dan tidak bertele-tele.
Tunggu, saya melupakan satu hal, dimana letak hubungan antara Frank Sinatra dan novel ini? Ternyata, Lagu Moon River Om Sinatra adalah soundtrack Tata dan Kakang. That’s definietly romantic.
From now on, start loving someone because you want to (Ninit Yunita, Test Pack)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H