Karya sastra yang banyak ditemukan di media massa adalah karya sastra berbentu cerpen. Cerita pendek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) berarti tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya. Di sisi lain, pendek berarti ceritanya pendek. Hal ini memberikan kesan dominan tunggal dan menentukan karakter situasi (sekali).
Cerpen adalah bentuk dan hasil karya seni kreatif yang berpusat pada kehidupan manusia melalui bahasa. Cerpen sebagai suatu karya kreatif dapat menjadi wadah penyampaian aspirasi, ide, gagasan terhadap suatu fenomena atau permasalahan yang ada. Melalui cerpen, penulis dapat menyampaikan gagasan tersebut menjadi bentuk yang lebih indah, kreatif, dan estetik.
Â
Intertekstual
Penelitian intertekstualitas adalah studi tentang serangkaian karya sastra yang memiliki bentuk hubungan tertentu untuk menemukan hubungan antara elemen-elemen penting seperti ide, gagasan, peristiwa, tindakan, sifat, bahasa (gaya). Penelitian intertekstualitas berusaha menemukan aspek-aspek tertentu dari karya-karya selanjutnya yang ada pada karya-karya sebelumnya. Penelitian intertekstualitas bertujuan untuk memberikan makna yang lebih luas pada karya tersebut. Asas intertekstualitas menyatakan bahwa semua karya, teks sastra dapat dibaca dengan latar belakang teks lain. Teks tidak selalu independen dalam arti tidak dapat dibuat dan dibaca tanpa teks lain seperti contoh, teladan, kerangka. Intertekstual juga melihat bahwasanya teks-teks terdahulu memainkan peranan penting pada teks-teks baru yang memiliki gagasan yang bertolak belakang dengan teks terdahulu
Secara umum, interteks adalah jaringan hubungan antara satu teks dengan teks lainnya. Penyelidikan dilakukan dengan menemukan asosiasi yang bermakna antara dua teks atau lebih. Teori intertekstualitas adalah teori sastra yang mengeksplorasi hubungan antara teks dan teks sastra lainnya. Ada du acara untuk melakukan interteks, yaitu 1) Membaca dua teks atau lebih secara berdampingan pada saat yang sama. 2) Hanya membaca sebuah teks tetapi dilatarbelakangi oleh teks-teks lain yang sudah pernah dibaca sebelumnya.
Melalui karyanya, The Dialogic Imagination (1981), Mikhail Bathin memberi pendapat tentang karya sastra dilahirkan di antara teks yang satu dan teks yang lain dan menjadi pendukung intertekstualitas pertama dari konsep tersebut. Pada karyanya yang lain, Speech Genre and Other Late Essays (1086), Bakhtin juga mengatakan bahwa dalam semua karya sastra, teks internal, yaitu unsur-unsur yang membentuk karya (dasar) dan teks eksternal, yaitu sosial, teks (sosial) memberikan unsur-unsur yang terkait dengan kehidupan penulis.
Epigonos atau epigignestai adalah bahasa Latin dari epigon yang memiliki arti 'terlahir kembali'. Epigon, adalah karya yang mana mengikuti atau terpengaruh dari suatu karya sebelumnya. Karya yang menjadi gagasan dasar, disebut sebagai induk epigon. Namun, epigon tidak hanya mengambil gagasan karya sebelumnya, tetapi juga ada inovasi baru yang diciptakan pada karya tersebut. Epigon dapat dipahami dengan menggunaan pendekatan generik dan genetik.
Epigon adalah hal yang lumrah dalam dunia sastra, karena setiap penulis selalu ada kemungkinan terpengaruh dalam hal apapun dari apa yang dia baca. Selama penulis tersebut tidak mencuri karya seseorang, maka epigon adalah hal yang sah, terlebih jika dalam karya epigon tersebut terdapat konvensi baru dalam hal apapun, sehingga karya yang dihasilkan adalah bentuk dari epigon kreatif.
Sinopsis
Sepotong Senja untuk Pacarku -- Seno Gumira Ajidarma