Pendidikan adalah bidang utama yang tiap-tiap hasil dari pembelajarannya melekat pada sendi-sendi kehidupan yang dijalani oleh masyarakat, karena pendidikan tidak hanya sekadar proses transfer ilmu dari seseorang yang mengetahui suatu ilmu kepada orang yang belum mengetahui. Lebih jauh lagi, pendidikan adalah proses usaha membimbing dan mengarahkan karakter seseorang menjadi lebih baik.Â
Secara bahasa, pendidikan dalam Islam memiliki terma tarbiyah. Menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, menumbuhkan (membentuk) dan juga menjadikannya lebih matang.
Peran pendidikan yang penting dan krusial membutuhkan dukungan dari berbagai aspek yang menjadi landasan utama faktor keberhasilan dari tercapainya tujuan pembelajaran. Dari berbagai faktor, salah satu yang memiliki peran sentral adalah guru yang menjadi fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru tidak hanya sebatas seseorang yang mengajar di suatu ruang kelas, tetapi siapapun yang mengajarkan ilmu dan menuntun pada kebaikan. Guru adalah peran yang universal, tidak terbatas ruang dan waktu.
Islam memandang guru dengan sangat mulia, karena guru berjasa dalam  perubahan, menarik manusia dari ketidaktahuan akan ilmu. Guru menjadikan seseorang menjadi sosok yang lebih bermanfaat. Guru juga memiliki tanggung jawab yang besar, karena tidak hanya memberikann ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan wawasan tentang nilai kehidupan yang berkaitan dengan moral. Guru dalam pandangan Islam dianggap sebagai spiritual father yang memberikan wawasan rohani kepada anak didiknya, mengemban tugas suci, yaitu misi dakwah dan misi kenabian dengan membimbing seseorang menuju jalan Allah SWT.
Amanah yang begitu berat membuat guru ditempatkan di tempat yang mulia, bahkan di hadapan makhluk lainnya. Disebutkan pada suatu hadits:
"Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bersalawat kepada mu'allim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi)."
Selain itu, penempatan yang mulia bagi guru juga didasari dengan latar belakang bahwa setiap ilmu berasal dari Allah SWT, maka apapun yang diajari oleh guru adalah suatu keberkahan yang berasal dari Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam surat Al- Baqarah ayat 32:
"Mereka menjawab, "Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 32)
Maka dari itu, terpujilah para pendidik (terlepas dari apapun penyebutannya) yang senantiasa selalu belajar tiap-tiap ilmu dan mengajarkannya kembali kepada para pencari ilmu. Menyebarkan ilmu pengetahuan menuju pintu kebenaran dalam rangka mencerdaskan serta mencari rahmat, berkah, dan rida Allah SWT dalam tiap-tiap keringat yang dikeluarkan serta besarnya tanggung jawab yang diamanahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H