Mohon tunggu...
Literasi Muda
Literasi Muda Mohon Tunggu... Jurnalis - Dalam gelap mencari cahaya, dalam terang mendambakan gelap.

Perspektif berbeda memang hal yang unik, dimana setiap individu dapat menyimpulkan apa yang mereka pahami. Seiring dengan perkembangan digital, perlu rasanya kita kemukakan literasi penyekong terhadap pembenaran itu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mati Suri Sebuah Harapan

4 Januari 2025   16:55 Diperbarui: 4 Januari 2025   16:13 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi harapan sumber bola.com

oleh Latif Aswen 

Harapan adalah energi tak terlihat yang mampu menggerakkan langkah manusia menuju masa depan. Namun, bagi sebagian orang, terutama mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, harapan sering kali terhenti di persimpangan ketidakmampuan dan impian yang tampak terlalu jauh. Di tengah realitas ini, mahasiswa dari keluarga kurang mampu kerap menjadi kelompok yang paling rentan menghadapi kenyataan. Di Kabupaten Dharmasraya, kisah perjuangan mereka tidak hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang bagaimana harapan yang nyaris mati dapat hidup kembali melalui uluran tangan yang tepat. Salah satu inisiatif yang menjadi penyelamat asa ini adalah program beasiswa satu keluarga satu sarjana dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Dharmasraya. Program ini hadir tidak hanya sebagai bantuan finansial, tetapi juga sebagai jembatan untuk menghidupkan kembali impian-impian yang hampir terkubur. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki tekad besar untuk melanjutkan pendidikan meskipun dikelilingi oleh keterbatasan.

Mahasiswa penerima beasiswa dari BAZNAS bukanlah mereka yang menyerah pada keadaan, melainkan individu-individu yang menjadikan keterbatasan sebagai motivasi. Mereka adalah anak-anak petani kecil, buruh harian, atau pedagang kaki lima yang tetap bertahan di dunia akademik dengan segala perjuangan. Ketika biaya pendidikan menjadi tembok besar yang sulit dilalui, beasiswa ini hadir sebagai alat untuk meruntuhkan hambatan tersebut, memberikan ruang bagi mereka untuk fokus pada pembelajaran tanpa dihantui kekhawatiran finansial. Lebih dari sekadar bantuan materi, program beasiswa ini menyentuh dimensi lain dalam kehidupan mahasiswa. Beasiswa dari BAZNAS tidak hanya menawarkan pembebasan biaya kuliah, tetapi juga memberikan pembinaan moral dan spiritual. Kegiatan pembinaan yang diselenggarakan BAZNAS membantu mahasiswa menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang membangun karakter dan rasa tanggung jawab sosial.

Dampaknya pun terasa nyata. Mahasiswa yang sebelumnya hampir berhenti kuliah kini menjadi individu yang penuh prestasi. Mereka tidak hanya sukses dalam studi, tetapi juga aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat. Ada yang menjadi guru, membantu anak-anak kurang mampu meraih pendidikan, atau terlibat dalam kegiatan sosial lainnya. Kehadiran beasiswa ini tidak hanya mengubah jalan hidup mereka, tetapi juga membawa dampak positif bagi komunitas di sekitarnya. Kehadiran program beasiswa dari BAZNAS membuktikan bahwa pengelolaan zakat yang tepat dapat menciptakan perubahan signifikan. Ia adalah perwujudan nyata dari bagaimana kebaikan kolektif dapat menghidupkan harapan, yang bagi sebagian orang mungkin sudah nyaris padam. Dengan pendekatan yang holistik, BAZNAS tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik bagi para penerima.

Cerita perjuangan para mahasiswa ini adalah cermin dari kekuatan harapan yang tak pernah benar-benar hilang. Dalam setiap langkah mereka, terlihat bahwa harapan yang mati suri sebenarnya hanya membutuhkan sentuhan kecil untuk kembali menyala. Mereka mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan sebuah awal untuk menciptakan perubahan besar.  Melalui program ini, BAZNAS tidak hanya membangun generasi berilmu, tetapi juga generasi yang siap membawa perubahan, menebar manfaat, dan menyalakan lentera harapan bagi banyak orang. Mati suri sebuah harapan, kini menjadi bukti bahwa dengan uluran tangan yang tulus, mimpi yang nyaris terkubur dapat hidup kembali, membawa semangat baru untuk masa depan yang lebih cerah.

Filosofi "mati suri sebuah harapan" menggambarkan kondisi di mana harapan, meskipun masih ada, seakan-akan terhenti akibat berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi. Harapan tersebut hanya akan bisa hidup kembali jika ada dorongan dari luar, suatu bentuk intervensi yang membawa perubahan. Dalam hal ini, BAZNAS Kabupaten Dharmasraya menjadi agen yang menghidupkan harapan tersebut melalui pemberian bantuan yang tepat sasaran. BAZNAS tidak hanya memberikan dana pendidikan, tetapi juga memberi kesempatan bagi penerima manfaat untuk mengejar impian mereka yang selama ini terasa jauh dan sulit dicapai. Dengan eksistensi BAZNAS yang semakin menguat, harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi mahasiswa yang kurang mampu kini semakin terbuka lebar. Beasiswa yang diberikan bukan sekadar bantuan finansial, tetapi juga bentuk penguatan moral dan sosial yang memberikan keyakinan bahwa meskipun mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu, mereka tetap memiliki peluang yang sama untuk meraih pendidikan tinggi. BAZNAS menyadari bahwa pendidikan adalah salah satu jalan terbaik untuk memperbaiki kualitas hidup, dan melalui bantuan ini, mereka berusaha untuk membuka jalan bagi generasi muda yang berpotensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun