Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak Di Balik Perintah Salat

26 Januari 2025   23:30 Diperbarui: 26 Januari 2025   23:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tidak terasa malam hari ini sudah malam kedua puluh tujuh dari bulan Rajab. Salah satu bulan mulia yang mengiringi datangnya bulan Ramadhan. Pada malam hari ini pula banyak surau, masjid, atau mushola bersama-sama memperingati peristiwa Isara' dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Mengenang keajaiban yang Allah tampakkan kepada nabi-Nya. 

Banyak hal penting yang dapat diambil dari peristiwa Isra' dan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Salah satunya adalah perintah melaksanakan salat bagi umat Islam dalam sehari semalam sebanyak lima kali. Satu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan selama akal masih dalam keadaan normal. 

Kewajiban salat dalam syariat Islam berlaku bagi setiap umat Islam yang sudah mukallaf (Islam, baligh, dan berakal). Dari perintah melaksanakan salat dengan hukum wajib ini kemudian, Nabi Saw., melalui sabdanya memerintahkan kepada orang tua untuk memerintahkan anak-anaknya melaksanakan salat saat mereka sudah menginjak usia tujuh tahun. 

Di awali dari usia tujuh tahun ini kemudian orang tua memiliki tanggung jawab besar pada anak. Mulai mengedukasi anak agar mengetahui salat, macam-macam salat, dan syarat rukun yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. Tanggung jawab ini terus berlanjut hingga anak benar-benar melaksanakan salat.

Perlahan namun pasti orang tua sudah seharusnya memberi contoh dalam kesehariannya untuk mengerjakan salat. Kemudian mengajak anak-anaknya. Bahkan jika anak usia telah mencapai usia sepuluh tahun orang tua diperintahkan untuk memukul anak jika masih enggan melaksanakan salat. 

Pada usia-usia anak sudah mulai pintar, bisa membedakan mana salah dan benar mana baik dan buruk inilah kemudian anak akan lebih mudah mendapatkan penjelasan dari orang bahwa salat itu wajib dikerjakan. Anak yang demikian dalam khazanah fikih disebut tamyiz. Cirinya sudah bisa makan dan minum sendiri serta cebok sendiri. 

Kepedulian, kepekaan, dan tanggung jawab sebagai orang tua sangat berperan mendorong anak mau dan memiliki tanggung jawab mengerjakan rukun Islam yang kedua. Segala cara bisa ditempuh orang tua agar anak-anaknya mengerjakan salat, dan konsisten dalam pelaksanaannya. Tidak mudah memang namun inilah perintah yang wajib dikerjakan orang tua. 

Lagi-lagi orang tua memiliki peran sangat penting bagi kesalehan anak, yang sejatinya kelak kesalehan anak itu berdampak pada orang tuanya. Anak yang rajin beribadah hasil didikan dari orang tua, maka kelak orang tua juga mendapat bagiannya. Sepadan dengan kerja keras ketika mendidik anak. 

Jika ada yang bertanya kenapa perintah melaksanakan salat dikenalkan pada anak sejak dini. Penulis berpandangan bahwa anak yang masih kecil mudah diarahkan. Mudah dibentuk dan mudah ingat apa yang dihafal. Lain halnya kalau mereka sudah dewasa, orang tua akan semakin sulit menjadikan anak untuk menuruti kemauannya. Alih-alih mereka menurut, yang ada mereka akan berlari. 

Salat menang urusan yang sangat urgen, sehingga Nabi Muhammad Saw., berulang kali menanyakannya hal penting ini kepada umatnya. Bahkan waktu menjelang kepergian beliau untuk selamanya yang sering diulang kepada sahabat dan umatnya adalah salat. 

Terakhir, semoga kita senantiasa mendapat hidayah. Sehingga kita dapat konsisten melaksanakan salat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun