Menjadi petani tidak mudah ternyata. Setelah saya rasakan, semenjak orang tua memberikan izin untuk menggunakan lahan sawahnya untuk ditanami dari situlah saya merasakan luka-liku menjadi petani. Serangkaian proses tanam padi hingga memanen telah penulis rasakan.Â
Proses yang sering dipergunakan pada proses tanam padi diawali dengan pemenuhan bibit padi. Penyediaan benih padi dapat diperoleh dari membeli di toko pertanian atau jika nasib sedang muju bisa mengambil di kelompok tani. Dari dua pilihan ini saya sering membeli di toko sebab dapat memilih jenis padi yang akan di tanam.Â
Toko pertanian dalam hal ini telah menyediakan berbagai jenis merk benih padi. Tinggal petani memilih yang mana. Saya biasanya untuk musim penghujan tahap pertama menggunakan benih Inpari 32. Baru untuk tanam kedua menggunakan padi Cierang.Â
Tahap kedua setelah benih diperoleh yakni membuat lahan untuk menebar benih padi atau dalam bahasa Jawa, disebut dengan istilah papan pinihan (tempat menebar benih). Untuk membuat tempat pembenihan tidak sulit cukup cangkul tanah dengan tipis untuk menghilangkan tanaman seperti gulma, rumput dan sebagainya. Setelah semuanya siap barulah benih ditebarkan.Â
Setelah kurang lebih benih berumur delapan belas hari hingga maksimal tiga puluh hari, maka benih siap ditanam. Sembari menunggu benih padi tumbuh, langkah ketiga yakni mengolah tanah baik dengan cara dicangkul maupun dengan bantuan traktor. Dalam proses ini saya sendiri lebih memilih menggunakan traktor dengan melalui jasa penyedia traktor.Â
Setelah tanah dibajak sedemikian rupa, barulah tanah bisa ditanami, dan ini menjadi proses keempat. Untuk menanam padi saya lebih menggunakan jasa ibu-ibu yang telah terbiasa memberikan jasa layanan tanam padi. Hal ini selain tidak cukup waktu untuk mengerjakan sendiri, menanam padi butuh kesabaran dan ketelatenan.Â
Untuk lahan yang saya tanami padi yang terdiri dari dua petak--sekitar tanah enma luluh ru--hanya memerlukan waktu setengah hari sudah selesai. Mulai jam 06:00 selesai jam 11.00 Bisa dikerjakan dua atau tiga orang. Setelah proses tanam ini selesai tinggal menunggu proses pemupukan untuk proses yang kelima.Â
Menurut pengalaman yang saya lakukan, pemupukan pertama dilakukan ketika usia padi sudah berumur minimal satu minggu maksimal lima belas hari. Ketika pemupukan ini biasanya saya pupuk sendiri. Untuk lahan dua petak. Cukup pupuk 30 kg. Bisa menggunakan pupuk subsidi maupun non subsidi. Hal yang demikian juga menjadi patokan untuk pemupukan kedua setelah padi minimal berumur dua puluh depan hari, dan maksimal umur tiga puluh lima hari.Â
Selagi padi dalam proses, petani termasuk yang saya lakukan yakni membersihkan rumput yang tumbuh di sela-sela padi dan mengairi serta menyianginya. Kemudian proses keenam yakni pemberian insektisida. Hal ini penulis lakukan untuk mengantisipasi adanya hama. Seperti belalang, wereng dan hama yang lain.Â
Setelah pemberian insektisida selanjutnya, tinggal melakukan perawatan hingga panen. Kira-kira padi umur sembilan puluh hari rerata sudah menua dan siap dipanen. Proses panen ini menempati urutan kedelapan. Khusus panen biasanya penulis panen sendiri dengan bantuan beberapa orang. Jika nasib sedang mujur orang yang punya ternak ikut memanen dengan imbalan batang padi untuk pakan ternak. Setelah dipanen, usai sudah kegiatan di sawah. Tinggal mengeringkan di sekitar rumah dan padi pun siap di simpan.Â
Dari rangkaian proses yang saya paparkan di atas, di antara yang paling banyak menghabiskan biaya yakni pada proses pengolahan lahan dan pemupukan. Dua proses ini biasanya menelan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi khususnya soal pupuk bersubsidi kadang sulit di dapat bahkan tidak jarang jika dapat pun tidak mencukupi.Â